REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bank investasi Morgan Stanley memutuskan keluar dari Aliansi Perbankan Nol-Emisi (NZBA). Morgan Stanley menyusul lembaga keuangan Amerika Serikat (AS) lainnya yang keluar dari koalisi iklim global di sektor perbankan itu.
Bank tersebut tidak memberi penjelasan atas keputusan itu. Namun, bank-bank besar di AS mendapat tekanan dari sejumlah politisi Partai Republik atas keanggotaan mereka di NZBA, dengan tuduhan setiap langkah membatasi pendanaan pada perusahaan bahan bakar fosil dapat melanggar peraturan anti-monopoli.
Morgan Stanley mengatakan, meski keluar dari NZBA, komitmen mereka membantu dunia melakukan transisi ke emisi nol emisi tidak berubah. "Tujuan kami berkontribusi pada dekarbonisasi ekonomi riil dengan menyediakan klien kami dengan saran dan modal yang dibutuhkan untuk mentransformasi model-model bisnis dan mengurangi intensitas karbon," kata bank investasi itu dalam pernyataannya, Kamis (2/1/2024).
Morgan Stanley juga mengatakan akan melanjutkan laporannya mengenai target yang ditetapkan tahun 2023 untuk mengurangi pinjaman ke industri tinggi emisi. Beberapa pekan terakhir sejumlah bank besar di AS mengambil langkah serupa.
Citigroup, Bank of America, Wells Fargo, dan Goldman Sachs juga memutuskan keluar dari NZBA. Organisasi lingkungan di New York, Environmental Advocates NY, mendesak adanya regulasi terhadap sektor keuangan dan kepastian kebijakan-kebijakan bank selaras dengan target iklim.
"Keluarnya perusahaan-perusahaan ini menunjukkan ketidakcukupan komitmen sukarela dan menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan kepemimpinan dan regulasi tingkat negara bagian," kata Direktur Eksekutif Environmental Advocates NY Vanessa Fajans-Turner dalam pernyataannya.
Pada awal Desember 2024, Goldman Sachs juga memutuskan keluar NZBA. Goldman Sachs menjadi bank paling besar yang keluar dari koalisi tersebut. Goldman Sachs tidak mengungkapkan secara eksplisit alasan mereka keluar dari NZBA. Bank investasi itu hanya mengatakan akan fokus pada strateginya untuk masa depan dan dorongan yang semakin regulator untuk menjadikan upaya keberlanjutan sebagai suatu keharusan semakin kuat.