REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Organisasi lingkungan khawatir keluarnya bank-bank besar dari Aliansi Sektor Perbankan Nol-Emisi (NZBA) akan melemahkan upaya penanggulangan perubahan iklim. Pada awal Desember lalu, Goldman Sachs mengumumkan keluar NZBA dan diikuti Wells Fargo, Citi, Bank of America, dan Morgan Stanley.
NZBA bertujuan menyelaraskan pembiayaan dari sektor perbankan dengan perjuangan iklim global. Kini hanya JPMorgan di antara Enam Besar bank-bank AS yang anggota NZBA.
Keluarnya bank-bank besar AS diduga akibat tekanan politisi Partai Republik yang memperingatkan keanggotaan di NZBA dapat melanggar peraturan antimonopoli. Terutama jika menyebabkan berkurangnya pembiayaan untuk perusahaan bahan bakar fosil.
Analis senior untuk transisi energi di Reclaim Finance Patrick McCully mengatakan bank-bank yang telah menarik diri mungkin akan mengurangi komitmen mereka terhadap kebijakan-kebijakan yang ramah iklim
"Hal utama yang perlu diperhatikan adalah melemahnya target dan kebijakan mereka yang sudah ada," ujar McCully Senin (6/1/2025).
Ia mencatat beberapa bank memiliki target yang ambisius untuk mengurangi emisi. Ia berharap bank-bank tersebut tidak mengumumkan perubahan kebijakan dan target iklim mereka.
Meskipun NZBA telah berupaya di untuk menyesuaikan peraturannya agar bank-bank besar dan penting secara sistemik tetap bergabung upaya tersebut pada akhirnya tidak cukup.
Kepala program perbankan di kelompok advokasi ShareAction, Jeanne Martin mengatakan bank-bank yang keluar dari NZBA mengirimkan sinyal kepada pasar, perubahan iklim tidak lagi menjadi prioritas mereka.
"Hal ini memprihatinkan karena mereka adalah salah satu penyedia pembiayaan terbesar di dunia untuk bahan bakar fosil," ujarnya.
Juru bicara JPMorgan, bank besar AS yang tersisa di NZBA, mengatakan mereka terus mengevaluasi keanggotaan di Aliansi tersebut. Tapi ia memberikan komentar apakah berencana ikut keluar. Bank-bank AS yang lebih kecil seperti Amalgamated Bank, Areti Bank dan Climate First Bank masih anggota NZBA.
Sekelompok politisi Partai Republik, yang banyak di antaranya adalah jaksa agung negara bagian, menuduh para anggota NZBA berpotensi melanggar aturan antimonopoli. Tekanan ini menguat setelah Donald Trump dari Partai Republik kembali terpilih. Investor termasuk lembaga keuangan Blackrock menghadapi tantangan hukum karena upaya iklim mereka.
Bank-bank yang keluar tidak mengungkapkan alasan mereka mundur dari NZBA. Tapi, mereka menegaskan akan mempertahankan komitmen membantu klien mereka melakukan transisi ke ekonomi rendah karbon.