REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- JPMorgan Chase & Co, satu-satunya anggota dari enam bank terbesar Amerika Serikat (AS) yang masih bertahan di Aliansi Perbankan Nol-Emisi (Net-Zero Banking Alliance/NZBA), akhirnya memutuskan untuk hengkang. Keputusan ini mengikuti langkah serupa yang sebelumnya diambil oleh bank-bank besar AS lainnya.
"Kami akan terus bekerja secara independen untuk memajukan kepentingan perusahaan, pemegang saham, dan klien kami, serta tetap fokus pada solusi pragmatis untuk mendorong teknologi rendah karbon dan ketahanan energi," ujar JPMorgan seperti dikutip dari Bloomberg.
JPMorgan menegaskan komitmennya untuk terus memberikan dukungan perbankan dan investasi yang diperlukan oleh klien-kliennya dalam upaya transisi energi dan dekarbonisasi di berbagai sektor ekonomi. Keluarnya JPMorgan menjadi pukulan signifikan bagi NZBA, yang bertujuan untuk mendorong dunia perbankan dalam mengurangi emisi karbon.
Pada Desember lalu, Citigroup Inc, Bank of America Corp, Goldman Sachs Group Inc, dan Wells Fargo & Co telah lebih dulu menarik diri dari NZBA. Pekan lalu, Morgan Stanley juga mengumumkan keputusannya untuk keluar dari aliansi perbankan global tersebut.
Langkah kolektif ini diduga dipicu oleh tekanan dari politisi Partai Republik yang memperingatkan bahwa keanggotaan di NZBA dapat melanggar peraturan antimonopoli, terutama jika bank-bank anggota menolak memberikan pendanaan untuk industri bahan bakar fosil.
Dengan hengkangnya JPMorgan, kini hanya tiga bank asal AS yang masih bertahan di NZBA, yaitu Amalgamated Bank, Areti Bank, dan Climate First Bank. Sementara itu, sekitar 80 bank dari Eropa tetap menjadi bagian dari aliansi ini.
Meski keluar dari NZBA, JPMorgan menegaskan komitmennya untuk mendukung transisi energi global. Data Bloomberg mencatat bahwa JPMorgan merupakan salah satu pemberi pinjaman terbesar baik untuk sektor tinggi karbon maupun rendah karbon.
Pada tahun 2024, JPMorgan menduduki peringkat teratas dalam transaksi minyak, gas, dan batu bara, sekaligus masuk dalam lima besar penyedia obligasi dan pinjaman ramah lingkungan.
Dalam laporan iklim yang dirilis setelah pemilu AS, CEO JPMorgan Jamie Dimon menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan merupakan prioritas penting bagi perusahaan.
"Ketika dunia berusaha menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim, kebutuhan akan energi yang terjangkau dan aman tetap krusial. Peningkatan energi nol karbon adalah jalan yang sangat penting," ujar Dimon.
Ia menambahkan bahwa transisi ini membutuhkan waktu, inovasi teknologi, kebijakan publik yang baik, serta dukungan finansial yang kuat untuk memenuhi permintaan energi global yang terus meningkat.
Keputusan JPMorgan ini menambah tantangan bagi NZBA untuk mempertahankan pengaruhnya dalam mendorong praktik perbankan yang lebih ramah lingkungan di tingkat global.