Banyak Narasi Perpecahan, Verrell: Kita Harus Ingat Pesan Presiden

Prabowo ingatkan masyarakat jangan mau diadu domba, jaga kerukunan

Kamis , 09 Jan 2025, 15:48 WIB
Anggota dewan dari PAN Verrell Bramasta saat sidang awal masa jabatan anggota MPR/DPR/DPD RI Periode 2024-2029 di Ruang Sidang Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (1/10/2024). Sidang awal masa jabatan anggota MPR/DPR/DPD RI Periode 2024-2029 tersebut beragenda pembacaan sumpah atau janji anggota MPR/DPR/DPD RI  Periode 2024-2029. Sebanyak 580 anggota DPR dan 152 anggota DPD resmi dilantik dan diambil sumpah jabatannya untuk masa bakti 2024-2029.
Foto: Republika/Prayogi
Anggota dewan dari PAN Verrell Bramasta saat sidang awal masa jabatan anggota MPR/DPR/DPD RI Periode 2024-2029 di Ruang Sidang Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (1/10/2024). Sidang awal masa jabatan anggota MPR/DPR/DPD RI Periode 2024-2029 tersebut beragenda pembacaan sumpah atau janji anggota MPR/DPR/DPD RI Periode 2024-2029. Sebanyak 580 anggota DPR dan 152 anggota DPD resmi dilantik dan diambil sumpah jabatannya untuk masa bakti 2024-2029.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Anggota DPR RI Komisi X, Verrell Bramasta menanggapi berbagai dinamika yang sedang dihadapi oleh Pemerintah di sosial media. Menurutnya, era digitalisasi saat ini penyebaran hoaks sama cepatnya dengan penyebaran virus. Verrell mengingatkan bahwa pentingnya kita menjaga kesatuan seperti pesan dari Pak Prabowo Subianto.

“Seharusnya dengan era digitalisasi, bangsa Indonesia itu bisa lebih solid dan kuat. Ingat seperti pesan Pak Prabowo. Bahwa kita tidak boleh pecah, tidak boleh diadu domba, dan harus menjaga kerukunan. Kemudahan internet dan akses informasi, harusnya membuat kita lebih bijak untuk triangulasi data agar tidak termakan hoaks,” ujar Verrell.

Verrell mengatakan bahwa sosial media itu memiliki kekuatan tersendiri yaitu viralitas.

“Saya pernah katakan bahwa sosial media itu memiliki kekuatan tersendiri. Namanya viralitas. Ketika sudah banyak diomongin netizen, maka itu menjadi fakta tersendiri. Dan ini yang menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, kita bisa menjadi netizen yang kuat dan solid untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Tapi di sisi lain, kita bisa jadi netizen yang justru menjelekkan negara kita. Saya berharap, kita bisa menjadi netizen yang pertama,” ucap Verrell.

Namun begitu, Verrell juga memahami bahwa berada di politik pasti akan terus menuai kritikan. Sehingga, Ia terus berkembang dan menjadikan Pak Prabowo sebagai gurunya.

“Memang di politik ini ternyata tidak mudah. Kerja kita tetap salah. Napas pun kadang kita salah. Tapi ini yang membuat saya tetap terus berkembang dan menjadikan Pak Prabowo sebagai guru saya. Beliau adalah sosok pemimpin yang hebat. Di mana, ketika difitnah, dibenci, tetap tidak tumbang. Dan yang paling utama, beliau adalah pemimpin yang mendengarkan rakyatnya,” tutur Verrell.