Senin 13 Jan 2025 09:10 WIB

PLN Optimalkan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan

Sinergi PLN dan mitra ini untuk mendukung pencapaian NZE 2060.

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/2/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UID Kalselteng) mendukung transisi energi melalui optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Langkah ini diwujudkan dengan perpanjangan tujuh kontrak kerja sama dan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) untuk pemanfaatan kelebihan tenaga listrik (excess power) berbasis EBT.

Executive Vice President Pengendalian Pembangkit dan IPP PT PLN (Persero) Emir Muhaimin mengapresiasi atas adanya kolaborasi ini. “Kami turut bangga dengan pertumbuhan pembangkit berbasis energi terbarukan seperti biogas dan biomassa. Pemanfaatan bahan baku dari limbah ini tidak hanya mendukung transisi energi, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian lingkungan yang lebih baik,” ucapnya, Ahad (12/1/2025).

Baca Juga

Emir juga menambahkan langkah ini menjadi bukti nyata sinergi antara PLN dan mitra untuk mendukung target NZE 2060.  “Kerja sama ini adalah wujud nyata komitmen bersama dalam mengoptimalkan excess power yang berbasis EBT. Kami percaya bahwa kolaborasi semacam ini akan menjadi kunci dalam mempercepat transisi energi menuju masa depan yang lebih hijau,” tuturnya.

General Manager PLN UID Kalselteng Ahmad Syauki mengatakan, kerja sama ini merupakan wujud kolaborasi bersama dalam mendukung program pemerintah menuju swasembada energi. "Kalimantan, selain dikenal dengan sumber daya batu bara, memiliki potensi sumber daya terbarukan yang besar, seperti biogas dari limbah olahan pabrik kelapa sawit serta biomassa dari limbah pengolahan kayu yang dimanfaatkan untuk pembangkit,” jelasnya.

Ahmad Syauki menambahkan bahwa langkah ini sejalan dengan Perpres Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

“Saat ini, kapasitas pembangkit EBT di Kalselteng baru mencapai 42,6 MW atau sekitar 3,8 persen dari total daya mampu pasok sebesar 1.103 MW. Namun, potensi pengembangan kapasitas ini sangat besar, seperti PLTA Busang, PLTA Kusan di Tanah Bumbu, rencana PLTS Terapung di Riam Kanan, hingga program co-firing di PLTU Pulang Pisau dan Asam-Asam,” paparnya.

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement