Jumat 31 Jan 2025 17:39 WIB

AS Cabut dari Perjanjian Paris, RI Tegaskan Terus Kembangkan EBT

Keputusan Trump tidak akan menggoyahkan komitmen Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Teknisi memeriksa solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Teknisi memeriksa solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menarik AS keluar dari Paris Agreement atau Perjanjian Paris memicu beragam reaksi dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menegaskan, keputusan Trump tidak akan menggoyahkan komitmen Indonesia dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).

“Kita sudah komitmen untuk Nationally Determined Contribution (NDC) 2060. Pemerintah sudah punya rencana, misalnya penggunaan EBT itu akan meningkat secara bertahap sebesar 23 persen pada 2025, 50 persen pada 2030,” ujar Rosan usai konferensi pers capaian realisasi investasi kuartal IV 2024 di Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Baca Juga

Menurut Rosan, keputusan AS keluar dari Paris Agreement bukan pertama kalinya dan tidak serta merta memengaruhi permintaan global terhadap komoditas EBT Indonesia. Rosan menilai permintaan terhadap sektor ini justru terus meningkat, terutama untuk industri kendaraan listrik dan pengembangan pusat data.

“Permintaan global untuk komoditas EBT, misalnya untuk industri kendaraan listrik, tidak menurun, justru meningkat. Dengan tren peningkatan kebutuhan kendaraan berbasis listrik hingga pengembangan data center, kebutuhan akan EBT semakin tinggi. Kita akan komitmen melakukan itu karena kita sudah punya komitmen 2060 untuk mencapai net zero emission (NZE),” sambung Rosan.

Rosan juga menekankan pendanaan untuk sektor EBT masih sangat terbuka lebar dengan imbal hasil yang menarik. Rosan mengatakan Indonesia akan terus mendorong pengembangan sektor ini sebagai bagian dari tren dunia yang semakin mengarah pada energi bersih.

Funding-nya ada, besar, dan dengan yield yang sangat menarik juga,” kata Rosan.

Rosan menyampaikan Indonesia telah menyampaikan komitmen terhadap pengembangan EBT dan agenda keberlanjutan dalam World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss. Rosan mengatakan Indonesia menekankan pentingnya kolaborasi dan mendukung pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di tengah tantangan global yang semakin kompleks.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement