Selasa 11 Feb 2025 21:00 WIB

Nilai Perdagangan Bursa Karbon Capai Rp 62,93 Miliar

Potensi bursa karbon masih sangat besar.

Layar menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan
Layar menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa nilai perdagangan bursa karbon telah mencapai Rp 62,93 miliar sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 31 Januari 2025.

“Pada bursa karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 31 Januari 2025, tercatat 107 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 1.181.255 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp 62,93 miliar,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PITJK) 2025 di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Baca Juga

Inarno menyampaikan, rincian volume transaksi menunjukkan 12,22 persen di pasar reguler, 62,14 persen di pasar negosiasi, 25,40 persen di pasar lelang, dan 0,24 persen di marketplace.

Ke depan, ujar dia, potensi bursa karbon masih sangat besar mempertimbangkan terdapat 4.154 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan.

Dalam upaya untuk lebih berkontribusi mengatasi perubahan iklim global, Inarno mengatakan bahwa bursa karbon kini telah membuka perdagangan luar negeri sejak 20 Januari 2025, dengan realisasi volume transaksi hingga 31 Januari 2025 sebesar 49.815 tCO2e dan nilai transaksi mencapai Rp 4,02 miliar.

Selain bursa karbon, Inarno juga melaporkan perkembangan pasar modal Indonesia. Penghimpunan dana di pasar modal pada tahun 2024 berhasil melampaui target di atas Rp 200 triliun, yaitu mencapai Rp 259,24 triliun dari 199 penawaran umum yang secara nominal didominasi oleh penawaran umum sektor keuangan (36 persen).

Selanjutnya, per 31 Januari 2025 tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp 1,10 triliun melalui dua penawaran umum berkelanjutan. Sementara itu, masih terdapat 116 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp 40,84 triliun.

Di tengah sentimen terhadap kondisi perekonomian global, Inarno menyebutkan bahwa pasar saham domestik awal tahun 2025 ditutup menguat sebesar 0,41 persen mtd atau ytd, yaitu per 31 Januari 2025 ke level 7.109,20.

Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 12.319 triliun atau turun 0,14 persen mtd atau ytd. Sementara itu, non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp 3,71 triliun mtd atau ytd.

“Secara mtd atau ytd, kinerja indeks sektoral terjadi penguatan di beberapa sektor dengan penguatan terbesar di sektor consumer cyclicals dan financials,” kata dia.

Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham secara mtd atau ytd tercatat Rp 10,71 triliun, turun dibandingkan dengan rata-rata nilai transaksi harian pasar saham tahun 2024 yang mencapai sebesar Rp 12,85 triliun.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement