REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan sosial Komodo Water sejak 2012 menyediakan air bersih dan air minum yang terjangkau bagi penduduk desa di daerah terpencil di Taman Nasional Komodo dan Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bersama warga, Komodo Water merancang solusi air bersih untuk daerah dengan sumber daya air yang terbatas, dengan mengoptimalkan dan mengelola sumber daya air lokal yang ada dengan pendekatan yang ramah lingkungan.
Komodo Water merupakan salah satu dari penerima dana hibah DBS Foundation Grant Award, program pemberian dana hibah untuk wirausaha sosial serta UKM di Asia dengan solusi inovatif untuk menjawab berbagai tantangan sosial.
Founder & CEO Komodo Water Shana Fatina menjelaskan latar belakang Komodo Water dimulai dari perjalanannya ke Nusantara Tenggara Timur. Di sana ia melihat situasi masyarakat pesisir kesulitan akses air bersih.
"Nah kemudian dari situ kita mencoba mencari solusi untuk teman-teman di wilayah pesisir yang tidak terhubung dengan akses air bersih," kata Shana di sela konferensi pers
Impact Beyond Banking: Peran DBS Foundation Mendorong Social Enterprise untuk Masa Depan Berkelanjutan, Kamis (13/2/2025).
Shana mengatakan, ternyata dengan menghadirkan air bersih bisa membantu menyelesaikan masalah masyarakat yang lain, mulai dari masalah ekonomi, masalah kesehatan dan lain-lain. Saat ini Komodo Waters sudah memasok air lebih dari 7 tujuh desa.
"Kalau kami bisa bilang di wilayah kepulauan ada sekitar 200-an pulau ya di sana, di wilayah Manggarai Barat. Tapi kami memasok untuk tujuh desa di Wilayah Kepulauan, tapi itu tahun 2012. Jadi sekarang kami sudah punya tujuh stasiun air yang ini melayani lebih dari desa yang lain," kata Shana.
Shana mengatakan, kini Komodo Water dapat menyalurkan air selama 24 jam sehari. Meski produksi air hanya delapan jam karena menggunakan mesin pompanya menggunakan panel surya, tapi masyarakat dapat mengakses air selama 24 jam karena memiliki penyimpanan di desa.
Shana mengungkapkan Komodo Water tidak hanya menjual air, tetapi juga produk seperti es batu dan layanan untuk sektor pertanian serta pariwisata. "Kami jualan air, kemudian kami juga jualan produk turunan air seperti es batu. Untuk proyek di pegunungan, kami menyediakan air untuk pariwisata dan pertanian," kata Shana.
Mereka juga membantu memasarkan hasil pertanian lokal, serta menawarkan pengalaman wisata yang menarik bagi pengunjung. Harga air yang ditawarkan di stasiun air Komodo Water adalah Rp 5.000 per 20 liter. Namun, setelah dijual kembali oleh restoran, harga tersebut bisa mencapai Rp 10.000. "Kami ingin memastikan air bersih dapat diakses oleh semua kalangan," ujarnya.
\Sebelumnya, masyarakat setempat tidak memiliki akses ke air bersih karena sumur yang ada mengandung air payau. "Kami menghadirkan teknologi yang memungkinkan pengolahan air untuk skala komunal," tambahnya.
Mengenai higienitas, Shana memastikan air yang disediakan memenuhi standar kesehatan. "Kami selalu melakukan pengecekan setiap enam bulan untuk memastikan kualitas air sesuai dengan peraturan Kementerian Kesehatan," jelasnya.
Dengan ambisi untuk meningkatkan kapasitas produksi, Komodo Water berencana untuk menggandakan produksi es batu. Selain itu, mereka juga akan membuka lokasi baru yang berfungsi sebagai hub untuk 30.000 penerima manfaat di beberapa kampung nelayan.