REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India menangguhkan ajang olahraga musim dingin nasional karena kurangnya salju di resor ski Gulmarg, Kashmir. Ajang itu tadinya akan digelar pada bulan ini.
Sekitar 300 atlet diperkirakan akan bertanding di empat cabang olahraga salju, yaitu ski gunung, ski Alpen, snowboard, dan ski Nordik. Ajang olahraga yang pertama kali diadakan pada tahun 1988 ini dijadwalkan digelar dari 22 sampai 25 Februari.
"Kami memutuskan untuk menangguhkan ajang olahraga ini karena salju di jalur utama ski tidak cukup," kata presiden Asosiasi Olahraga Musim Dingin Jammu Kashmir Rauf Trammboo, Senin (17/2/2025).
Penangguhan ini menimbulkan perhatian karena biasanya jalur ski di daerah tersebut mendapatkan salju setinggi tujuh hingga delapan kaki (sekitar 2 meter). Dewan Olahraga Kashmir mengatakan evaluasi akan dilakukan setelah kondisi salju membaik.
Kurangnya salju pada bulan Januari lalu menyebabkan penurunan jumlah pengunjung ke resor ski dan hotel di wilayah Himalaya yang diklaim India dan Pakistan tapi dikuasai bersama.
Kashmir mengalami defisit curah hujan sebesar 79 persen tahun ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran cuaca panas dan kering dapat mempengaruhi sektor hortikultura, menyebabkan kebakaran hutan, dan mengeringkan danau.
Setiap tahun, Kashmir memproduksi 2,5 juta ton buah, apel sebagai komoditas utama. Negara bagian ini juga dikenal karena pegunungan bersaljunya, danau-danau yang indah, padang rumput yang rimbun dan taman tulip.
"Pada bulan Februari, kami mencatat suhu 12 derajat Celsius di atas normal. Hal ini menyebabkan tanaman yang seharusnya tidak aktif hingga akhir Februari menjadi aktif hanya di musim dingin," kata ahli agrometeorologi Sameera Qayoom.
Menurut dia, hal ini merupakan kondisi yang mengkhawatirkan. Puluhan mata air di Kashmir telah mengering karena cuaca kering, termasuk satu mata air di Taman Mughal abad ke-17 di kota Achabal, yang terletak sekitar 70 kilometer di selatan ibu kota musim panas Srinagar.