Jumat 21 Feb 2025 19:00 WIB

Sampah Jadi Prioritas Kepala Daerah

Wali Kota Yogya menugaskan perangkat daerah membenahi sampah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/M Fauzi Ridwan/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah anggota kelompok wanita Adem Ayem memilah sampah plastik di desa Kenanga, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (14/2/2025). Kelompok wanita Adem Ayem mendirikan bank sampah mandiri untuk mengatasi permasalahan sampah rumah tangga sekaligus sarana edukasi bagi warga untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Sejumlah anggota kelompok wanita Adem Ayem memilah sampah plastik di desa Kenanga, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (14/2/2025). Kelompok wanita Adem Ayem mendirikan bank sampah mandiri untuk mengatasi permasalahan sampah rumah tangga sekaligus sarana edukasi bagi warga untuk menjaga kebersihan lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Sejumlah kepala daerah memprioritaskan penanganan permasalahan sampah daam 100 hari kerja pertama. Permasalahan sampah dinilai mendesak untuk segera diatasi.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo pada hari pertama kerja, Jumat (21/2/2025), menegaskan terkait persoalan sampah yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Kota Yogyakarta. 

Baca Juga

Kepada seluruh kepala perangkat daerah, baik itu mantri pamong praja dan lurah di Kota Yogyakarta, Hasto memberikan arahan terkait salah satu sasaran prioritas, yakni penanganan sampah dalam 100 hari kerja pertamanya. 

Hasto menyebut, sampah menjadi salah satu hal yang harus segera ditangani. Ia pun menegaskan agar semua perangkat daerah ikut berkontribusi melalui perannya masing-masing untuk mengatasi persoalan sampah.

“Permasalahan sampah harus kita selesaikan bersama dari perangkat daerah, kemantren dan kelurahan bersinergi untuk gotong royong membangun kepedulian penanganan sampah di Kota Yogya,” kata Hasto dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat (21/2/2025).

Hasto meminta perangkat daerah untuk berperan membantu permasalahan sampah. Misalnya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bisa membuat pos pantau, serta lebih mengoptimalkan peran Perlindungan Masyarakat (Linmas) agar terlibat dalam pengawasan di titik rawan pembuangan sampah liar atau pembuangan sampah secara sembarangan. 

Bahkan, menurutnya, Dinas Pendidikan Pemudan dan Olahraga (Disdikpora) juga bisa lebih mendorong sekolah untuk semakin menumbuhkan kepedulian lingkungan dan pengelolaan sampah bagi siswa-siswi. Harapannya, sekolah bisa melatih kepedulian terhadap sampah kepada siswa-siswinya melalui kegiatan peminatan ataupun ekstrakurikuler. 

“Termasuk pondok pesantren juga digerakkan. Bisa juga dengan lomba kebersihan sekolah dan lainnya,” ucap Hasto.

Pada hari pertama tugasnya sebagai wali kota, Hasto juga mengajak satuan perangkat daerah, kemantren, dan kelurahan bersama masyarakat untuk gotong royong membangun Kota Yogyakarta agar semakin berhati nyaman, dengan lingkungan yang bersih dan pengelolaan sampah yang baik.

Wali Kota Bandung M Farhan juga mengaku bakal fokus mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung yang sudah dalam kondisi darurat. Oleh karena itu, penanganan sementara yang akan dilakukan yaitu memusnahkan sampah dengan cara dibakar dengan menggunakan teknologi termal.

"Sebetulnya secara ideal sampah yang pertama itu harusnya pemilahan dari hulu. Pemilahan dulu, pengolahan baru pemusnahan tapi karena sekarang sedang darurat banyak titik kumpul sampah di pinggir jalan di Kota Bandung dan perumpukan di TPS maka yang pertama kita lakukan adalah pemusnahan," ucap dia di Balai Kota Bandung, Kamis (20/2/2025).

Farhan mengatakan pemusnahan akan dilakukan dengan menggunakan teknologi termal serta teknologi pengolahan lainnya. Di samping itu, pihaknya akan melakukan edukasi pemilahan sampah dari rumah dan tempat kerja serta menjalankan program Kang Pisman.

Terkait residu yang dihasilkan dari pengolahan teknologi termal, ia mencontohkan residu dari insenerator yang berada di Sesko AD dapat digunakan untuk bahan batako. Pengolahan sampah menggunakan teknologi termal sudah berjalan di tiga titik.

Selanjutnya pihaknya akan segera menambahkan lokasi pengolahan sampah teknologi termal di 12 titik di Kota Bandung. Dengan begitu, ia mengharapkan tidak terdapat lagi titik kumpul sampah di pinggir jalan di Kota Bandung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement