Selasa 25 Feb 2025 22:57 WIB

Kolaborasi Masyarakat Jaga Lingkungan Tingkatkan Operasional Berkelanjutan

Desa Keliki jadi percontohan kolaborasi berkelanjutan swasta dan masyarakat

Warga melaksanakan persembahyangan di dekat panel surya yang terpasang di area persawahan desa berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), Desa Keliki, Gianyar, Bali, Jumat (16/9/2022). Desa yang menerapkan agrikultur berbasis EBT yakni pengairan lahan pertanian menggunakan pompa air bertenaga surya tersebut menjadi salah satu lokasi kunjungan delegasi studi ekskursi Energy Transition Working Group (ETWG) G20 pada awal September 2022 lalu.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Warga melaksanakan persembahyangan di dekat panel surya yang terpasang di area persawahan desa berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), Desa Keliki, Gianyar, Bali, Jumat (16/9/2022). Desa yang menerapkan agrikultur berbasis EBT yakni pengairan lahan pertanian menggunakan pompa air bertenaga surya tersebut menjadi salah satu lokasi kunjungan delegasi studi ekskursi Energy Transition Working Group (ETWG) G20 pada awal September 2022 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Subholding Commercial and Trading memastikan operasional berkelanjutan dalam seluruh wilayah operasi. Keterlibatan masyarakat menjadi hal yang penting dalam menjaga keseimbangan operasional.

Manager CSR SMEPP Pertamina Patra Niaga, Retno Wahyuningsih, menyampaikan bahwa program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PPN tahun ini mengusung tema memperkuat sinergi masyarakat mandiri. Program ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden dalam bidang ketahanan energi, kewirausahaan, serta pemerataan ekonomi.

“Harapannya kolaborasi ini dapat menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera selaras dengan pertumbuhan perusahaan,” ujar Retno.

Salah satu program unggulan PPN adalah Desa Energi Berdikari di Keliki, Gianyar, Bali. Program ini berhasil memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 8 kWp. PLTS tersebut mampu menurunkan emisi CO2 hingga 36 ribu kg per tahun, mengairi 15 hektare sawah, serta mengelola 5 ton sampah per bulan menjadi pupuk organik.

Selain itu, Desa Energi Berdikari Keliki menjadi pusat edukasi energi baru terbarukan (EBT) yang telah dikunjungi lebih dari 500 delegasi internasional, termasuk Wakil Menteri Energi Amerika Serikat. Program ini juga mendorong pemberdayaan perempuan melalui pelatihan digital marketing dan pengemasan produk bagi 25 kelompok UMKM wanita.

Keberhasilan program TJSL PPN turut dirasakan di wilayah Kalimantan Barat melalui program Eco Risa. Local Hero AFT/DPPU Supadio, Machmud Fajri, menjelaskan bahwa program ini membantu mengatasi permasalahan sampah pembalut yang mencapai 2,3 juta unit per bulan di Kabupaten Kubu Raya. Selain itu, program ini juga meningkatkan akses sanitasi bagi lebih dari 5.000 santriwati di pondok pesantren setempat.

“Kami bersama PPN menciptakan program Eco Risa, yang mengembangkan sanitasi, budaya, serta produk ramah lingkungan seperti eco pad berbasis plastik singkong untuk pembalut wanita,” ujar Fajri.

Program ini juga memanfaatkan perkebunan nanas dengan mengolah limbahnya menjadi kapas biodegradable untuk produksi eco pad. Selain itu, pos kesehatan pesantren dibangun guna meningkatkan akses sanitasi bagi santriwati, serta menciptakan peluang ekonomi melalui pelatihan kewirausahaan dan pengolahan produk turunan nanas seperti sirup.

Inovasi lainnya mencakup pengembangan perkebunan singkong menggunakan cocopeat dari limbah sabut kelapa yang dikelola secara organik oleh rumah tangga miskin dan penyandang disabilitas. Program-program ini berkontribusi dalam pengurangan limbah, peningkatan kesadaran kesehatan perempuan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement