Rabu 26 Feb 2025 17:53 WIB

Australia Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan

Australia menggelontorkan dana sebesar 5 juta dolar AS untuk proyek ini.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Penerbangan SQ237 dari Singapura menerima penghormatan water canon di landasan di Bandara Tullamarine di Melbourne, Australia, 01 November 2021.
Foto: EPA-EFE/JAMES ROSS AUSTRALIA AND NEW ZEALAN
Penerbangan SQ237 dari Singapura menerima penghormatan water canon di landasan di Bandara Tullamarine di Melbourne, Australia, 01 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Badan Energi Terbarukan Australia (ARENA) akan menggelontorkan 8 juta dolar Australia atau 5 juta dolar AS pada perusahaan teknologi Licella untuk meneliti biorefinery di Queensland guna memproduksi bahan bakar terbarukan untuk pesawat (SAF). Biorefinery merupakan konsep yang mengacu pada proses pengolahan biomassa menjadi berbagai produk yang bernilai tinggi, seperti bahan bakar, bahan kimia, dan produk lainnya.

Konsep ini mirip dengan kilang minyak, tetapi fokus pada sumber daya terbarukan, yaitu biomassa. Biorefinery bertujuan memaksimalkan penggunaan sumber daya biologis dengan cara yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Dalam pernyataan bersama, Kementerian Energi dan Kementerian Transportasi Australia mengatakan, proyek ini akan dilakukan di pabrik gula, Isis Central Sugar Mill yang menyalurkan limbah gula. Kementerian-kementerian itu tidak menyebutkan jumlah atau kerangka waktu produksi SAF yang diharapkan dapat diproduksi.

Perusahaan energi Australia, Viva Energy, juga akan menerima 2,4 juta dolar AS untuk ujicoba penyimpanan dan penggunaan SAF di bandara. "Dengan memproduksi lebih banyak bahan bakar dari energi terbarukan dan bahan baku di pesisir Australia, kami dapat memperkuat pasokan, ketahanan dan kebersihan bahan bakar kami," kata Menteri Perubahan Iklim dan Energi Australia Chris Bowen, Selasa (26/2/2025).

CEO ARENA Darren Miller mengatakan, proyek-proyek ini merupakan langkah penting untuk mengembangkan serangkaian proyek yang dapat mendukung pemangkasan emisi sektor penerbangan. “Dari perspektif pengurangan emisi penerbangan adalah industri yang menantang, saat ini penerbangan domestik menyumbang sekitar 2 persen dari emisi gas rumah kaca Australia,” kata Miller.

Dalam laporannya tahun lalu, The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) mengatakan, Australia memiliki cukup banyak bahan baku untuk memasok hampir 5 miliar liter SAF pada tahun 2025 meski proyek untuk memproduksinya berlangsung lambat.  Laporan ini hasil kerja sama dengan Boeing Australia.

Saat ini, Australia belum memiliki mandat penggunaan SAF untuk mengurangi emisi. Pada Agustus tahun lalu, Boeing berinvestasi ke Wagner Sustainable Fuels untuk mengembangkan SAF di Brisbane. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement