REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penelitian terbaru menunjukkan arus laut terkuat di dunia dapat melambat akibat melelehnya lapisan es Antartika. Ilmuwan memperingatkan hal ini dapat menimbulkan konsekuensi iklim.
Para ilmuwan menggunakan salah satu superkomputer tercanggih Australia untuk membuat model bagaimana melelehnya lapisan es Antartika dapat mempengaruhi Arus Lingkar Kutub Antartika atau Antarctic Circumpolar Current (ACC). ACC merupakan arus laut yang mengelilingi benua Antartika.
ACC merupakan arus laut terbesar di dunia dan memainkan peran penting dalam sirkulasi laut global. Arus ini mengalir dari barat ke timur di sekitar Antartika dan menghubungkan samudra Atlantik, Pasifik, dan Hindia.
ACC berfungsi sebagai penghalang termal yang membantu menjaga iklim Antartika tetap dingin dan juga berperan dalam distribusi panas dan nutrisi di seluruh lautan dunia.
Penelitian terbaru menunjukkan bila emisi bahan bakar fosil naik dalam 25 tahun ke depan, maka arus ACC saat ini akan melambat 20 persen.
"Laut sangat kompleks dan seimbang dengan sangat baik, bila 'mesin' arus saat ini tertahan, hal itu menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk, termasuk bertambahnya variabilitas iklim," kata ilmuwan University of Melbourne Bishakhdatta Gayen seperti dikutip dari Daily Sabah, Selasa (4/3/2025).
Gayen mengatakan salah satu konsekuensinya adalah terjadi cuaca yang lebih ekstrem di wilayah tertentu. Selain itu, dapat mempercepat pemanasan global akibat kemampuan laut sebagai penyerap karbon menurun.
Gayen mengatakan ACC berfungsi seperti ban berjalan yang mengalirkan air dalam jumlah besar di antara samudra-samudra utama dunia yakni Hindia, Atlantik, dan Pasifik. Pencairan lapisan es di Antartika akan menambahkan sejumlah besar air tawar ke dalam arus ini. Hal ini dapat mengubah kadar garam di lautan, yang pada gilirannya mempengaruhi kemampuan air dingin untuk bersirkulasi antara permukaan dan kedalaman laut.
Lautan berfungsi sebagai pengatur iklim dan penyerap karbon. Air yang lebih dingin dapat menyerap lebih banyak panas dari atmosfer, yang penting untuk mengatur suhu global.
Kekuatan ACC yang mengalir searah jarum jam di sekitar Antartika juga berfungsi sebagai penghalang yang mencegah spesies invasif mencapai pantai benua tersebut. Jika arus ini melambat, alga dan moluska dapat lebih mudah menjajah Antartika.
Meskipun dunia sudah membatasi pemanasan global 1,5 derajat Celsius dari masa pra-industri, ACC masih bisa melambat. Hal ini menunjukkan pentingnya Perjanjian Paris 2015 yang bertujuan membatasi pemanasan global.
Temuan penelitian ini berbeda dengan studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa ACC semakin cepat. Para peneliti menekankan perlunya pengamatan dan pemodelan lebih lanjut untuk memahami bagaimana wilayah yang kurang teramati ini merespons perubahan iklim.