Monday, 10 Ramadhan 1446 / 10 March 2025

Monday, 10 Ramadhan 1446 / 10 March 2025

Jelang Lebaran, Waspada Penipuan Berkedok Bea Cukai

Senin 10 Mar 2025 15:59 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Bea Cukai mengimbau masyarakat untuk semakin waspada terhadap penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai.

Bea Cukai mengimbau masyarakat untuk semakin waspada terhadap penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai.

Foto: bea cukai
Modus penipuan lewat online shop menjadi yang paling mendominasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menjelang Idulfitri, masyarakat diimbau untuk semakin waspada terhadap penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai. Data terbaru menunjukkan tren kasus ini terus meningkat, terutama bagi orang yang gemar berbelanja online. Modus penipuan lewat online shop menjadi yang paling mendominasi, jadi pastikan untuk lebih berhati-hati.

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Budi Prasetiyo mengonfirmasi kasus penipuan berkedok Bea Cukai melonjak 28,72 persen pada 2024. Totalnya mencapai 5.939 pengaduan.

Laporan ini diterima melalui Bravo Bea Cukai, media sosial @beacukaiRI, serta layanan informasi di kantor vertikal Bea Cukai. Dari jumlah tersebut, modus penipuan melalui online shop menempati peringkat pertama dengan 3.427 kasus, meningkat 47,65 persen dibanding sebelumnya.

“Hal ini tentu menuntut kita untuk lebih berhati-hati, jangan sampai menjadi korban, terlebih menjelang Idulfitri,” kata Budi, melalui siaran pers, Senin (10/3/2025).

Dengan meningkatnya aktivitas belanja daring saat menjelang Idulfitri, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati terhadap modus penipuan. Para pelaku biasanya mengaku sebagai petugas Bea Cukai dan meminta sejumlah uang untuk biaya administrasi atau pajak barang yang diklaim tertahan di Bea Cukai. Padahal, Bea Cukai tidak pernah menghubungi pengguna jasa secara langsung, terlebih untuk meminta pembayaran melalui transfer pribadi.

“Kami pastikan bahwa petugas Bea Cukai tidak menghubungi pengguna jasa secara langsung, dan seluruh pembayaran resmi terkait kepabeanan menggunakan kode billing yang langsung masuk ke kas negara, tidak pernah melalui rekening pribadi,” kata Budi.

Jika Anda menerima pesan yang mencurigakan dari pihak yang mengaku sebagai petugas Bea Cukai, segera lakukan langkah-langkah berikut:

1. Jangan panik dan jangan langsung mentransfer uang.

2. Verifikasi informasi melalui kanal resmi Bea Cukai, seperti Contact Center Bravo Bea Cukai 1500225, atau media sosial @beacukaiRI.

3. Jika sudah menjadi korban atau menemukan indikasi penipuan, segera laporkan ke pihak kepolisian dengan membawa bukti-bukti yang ada.

4. Laporkan nomor penipu ke situs aduannomor.id atau melalui media sosial X @AduanPPI (Komdigi) atau ke provider telekomunikasi agar nomor penipu dapat diblokir.

Budi menekankan bahwa mencegah penipuan bukanlah tugas satu pihak saja. Semua orang, termasuk masyarakat, perlu berperan aktif dalam menyebarkan informasi ini kepada keluarga, teman, dan rekan kerja. Semakin banyak yang tahu dan paham, semakin sulit bagi pelaku untuk menjalankan aksinya.

Mari lebih waspada terhadap berbagai modus kejahatan digital, terutama di bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri. Pastikan setiap informasi yang diterima berasal dari sumber resmi, dan jangan mudah tergiur oleh harga murah atau hadiah menggiurkan yang bisa berujung pada penipuan.

“Dengan meningkatnya kewaspadaan masyarakat, diharapkan kasus penipuan mengatasnamakan Bea Cukai bisa ditekan dan tidak semakin meluas. Tetap waspada, verifikasi setiap informasi, dan jangan ragu untuk melapor jika menemukan indikasi penipuan,” kata Budi.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler