REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Judi daring tidak hanya jadi kecemasan pemerintah, tapi juga bagi segenap komponen masyarakat.
Oleh karena itu, Jaringan Muda Indonesia Maju bersama Ponpes Al-Muchtar di Bekasi menyelenggarakan kegiatan edukasi dengan tema "Peran Santri Modern Memerangi Judi Daring melalui Media Sosial", yang melibatkan sekitar 200 santri dari SMAIT dan SMPIT Al-Muchtar.
Narasumber yang hadir pada kegiatan tersebut antara lain Head Communication of Pijar Institute, Muhammad Sutisna dan dua praktisi media sosial yakni Chris Simbolon dari Alinea(dot)id dan Mochamad Taufik Fadillah dari Diginusantara.
Kepala Sekolah Al-Muchtar, Sari Sopi Haryati, Mpd yang megatakan, santri memiliki tanggung jawab besar dalam menginspirasi generasi muda memerangi judi online dan menggunakan media sosial dengan bijak. Para santri harus memanfaatkan ilmu yang dibawakan pemateri hari ini dengan sebaik-baiknya.
"Kita semua sekarang hidup berdampingan dengan medsos, maka kita harus berhati-hati dalam berkata, bertindak, dan segala hal yang kita share karna jejak media sosial tidak bisa dihapus," ungkapnya.
Muhammad Sutisna selaku narasumber pertama menyampaikan bahwa saat ini dibutuhkan garda terdepan baru yakni kekuatan moral yang tumbuh dari akar rumput yang hidup dalam nilai keimanan dan integritas. Hal tersebut bisa ditanamkan melalui para santri yang ada di Indonesia.
"Dengan memperkuat pemahaman para santri untuk bijak dalam bermedia sosial, maka para santri bisa ikut serta mencegah masyarakat yang ada di lingkungannya untuk ikut serta memerangi judi daring karena judi daring dapat merusak semua lini kehidupan," ujar Sutisna dihadapan 200 santri.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan konten positif dengan tema bahaya judi daring di masyarakat untuk perwakilan santri di Laboratorium Komputer Al-Muchtar.