REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo akan menindak tegas peredaran obat keras Tramadol yang dijual secara terbuka kawasan Jalan KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pramono sendiri mengaku baru mendengar soal hal tersebut, namun dirinya berjanji akan segera mengambil langkah tegas untuk memberantas peredarannya.
“Tramadol, saya baru dengar hari ini. Saya akan memerintahkan dinas terkait, terutama kepada Satpol PP yang nanti berkoordinasi dengan kepolisian. Untuk yang seperti itu, harus kita perangi bersama. Itu tidak boleh terjadi,” tegas Pramono di saat dijumpai di Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (6/5/2025).
Kendati belum familiar dengan nama obat tersebut, Pramono dengan tegas menyatakan peredaran obat keras seperti Tramadol tidak bisa ditoleransi. Hal itu lantaran obat pereda nyeri itu tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan dan harus dilawan penyebarannya.
Karena itu, Pramono akan segera menginstruksikan dinas-dinas terkait untuk menindak para pedagang obat tersebut. “Saya yakin lah, disebut namanya saja, Tramadol tadi. Saya yakin pasti ini bukan sesuatu yang perlu diminum bersama-sama. Jadi itu harus kita lawan,” kata Pramono.
Sebelumnya, obat keras Tramadol diketahui dijual secara terang-terangan di depan Museum Tekstil atau trotoar Jalan KS Tubun arah Pasar Tanah Abang Blok G, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Obat pereda nyeri itu dijual kepada pengguna jalan yang melintas di Jalan KS Tubun. Tak hanya dewasa, bahkan obat tersebut diketahui banyak dikonsumsi oleh semua kalangan termasuk anak-anak.