Jumat 18 Jul 2025 07:45 WIB

Cegah Krisis Air, BNPB dan TNI Bangun Sumur Bor di Indramayu

Indramayu termasuk daerah dengan risiko bencana yang tinggi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Satria K Yudha
BNPB RI bersama Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) meresmikan sumur bor di Desa Jaya Mulya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Kamis (17/8/2025).
Foto: Dok Republika
BNPB RI bersama Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) meresmikan sumur bor di Desa Jaya Mulya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Kamis (17/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pusat Teritorial TNI Angkatan Darat (Pusterad) membangun infrastruktur sumur bor untuk mengantisipasi krisis air bersih di wilayah rawan kekeringan. Salah satu titik terbaru berada di Desa Jaya Mulya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, yang diresmikan pada Kamis (17/8/2025).

Langkah ini menjadi bagian dari strategi pencegahan bencana hidrometeorologi, khususnya kekeringan, yang kerap melanda kawasan pantura Jawa setiap musim kemarau.

“Ini adalah salah satu keluhan utama masyarakat Indramayu,” kata Bupati Indramayu Lucky Hakim saat peresmian.

Ia menambahkan, Indramayu termasuk daerah dengan risiko bencana yang tinggi. Saat musim hujan, wilayah ini rawan banjir, sementara saat kemarau sering mengalami kekeringan. Meski demikian, Indramayu tercatat memiliki capaian indeks kualitas daerah (IKD) tertinggi di Jawa Barat.

“Itu menunjukkan komitmen kami dalam pembangunan lintas sektor, termasuk penanggulangan bencana,” ujarnya.

Komandan Pusterad Letjen TNI M. Syafei Kasno menyebut pembangunan sumur bor ini telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Hingga kini, sudah delapan titik sumur bor dibangun di Indramayu.

“Program ini adalah hasil kerja sama antara BNPB dan Pusterad. Pelaksanaan teknis dilakukan oleh TNI AD. Seluruh air hasil pengeboran sudah diuji laboratorium dan layak konsumsi,” kata Syafei.

Ia berharap masyarakat dapat merawat infrastruktur yang ada agar manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang.

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan bahwa secara nasional Indonesia mengalami rata-rata 20 kejadian bencana setiap hari. Selama 2024 terjadi sekitar 3.600 bencana, dan sejak awal 2025 hingga kini tercatat 1.900 kejadian.“Semua jenis bencana di dunia ada di Indonesia,” kata Suharyanto.

Untuk Kabupaten Indramayu, Suharyanto menilai relatif aman dari bencana besar yang menyebabkan status darurat. Namun, BNPB tetap siaga menghadapi kekeringan dan siap membantu masyarakat, termasuk para petani.

Ia menekankan pentingnya upaya pencegahan dilakukan sejak dini. “Tidak menunggu krisis air datang, tetapi sudah siapkan sumur air bersih,” ujarnya.

BNPB berharap kehadiran sumur bor di titik-titik rawan kekeringan dapat memperkuat ketahanan masyarakat menghadapi perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang makin sering terjadi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement