Sabtu 19 Jul 2025 23:05 WIB

Wacana Giant Mangrove Wall: Utopis atau Realistis?

Jakarta dan Pantura terancam banjir rob laut.

Warga mengendarai sepeda motor melintas di Jalan Dermaga Ujung, Muara Angke, Jakarta, Senin (16/6/2025). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memulai pembangunan tanggul mitigasi rob Muara Angke sepanjang 1,4 kilometer dengan ketinggian hingga 2,5 meter. Program pengendalian banjir jangka menengah ini ditargetkan tuntas pada Desember 2025. Proyek itu merupakan bagian dari langkah Pemprov DKI Jakarta dalam menanggulangi banjir rob yang kerap merendam permukiman warga di pesisir utara Ibu Kota.
Foto: Republika/Prayogi
Warga mengendarai sepeda motor melintas di Jalan Dermaga Ujung, Muara Angke, Jakarta, Senin (16/6/2025). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memulai pembangunan tanggul mitigasi rob Muara Angke sepanjang 1,4 kilometer dengan ketinggian hingga 2,5 meter. Program pengendalian banjir jangka menengah ini ditargetkan tuntas pada Desember 2025. Proyek itu merupakan bagian dari langkah Pemprov DKI Jakarta dalam menanggulangi banjir rob yang kerap merendam permukiman warga di pesisir utara Ibu Kota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKART- Jakarta menghadapi risiko banjir rob yang semakin meningkat akibat kondisi geografisnya yang berbatasan dengan laut dan litologinya yang rentan ambles.

Lebih dari separuh penduduk kota ini tinggal di kawasan pesisir yang menjadi pusat aktivitas ekonomi utama, sementara 13 sungai besar bermuara di Teluk Jakarta. Di sisi lain, 40 persen wilayahnya saat ini berada di bawah muka air laut pasang.

Baca Juga

Untuk mengatasi ancaman ini, pada 2014 pemerintah bersama 20 konsultan Belanda merancang proyek bernama National Capital Integrated Coastal Development atau Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (NCICD/PTPIN) yang bertujuan melindungi kawasan pesisir Jakarta dari risiko banjir dan penurunan muka tanah.

Sebagai langkah awal dari proyek ini adalah pembangunan tanggul pantai dalam fase A, yang sedang direalisasikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat.

Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi Jakarta telah menyelesaikan pembangunan tanggul pantai sepanjang 8,5 kilometer sebagai bagian dari NCICD Fase A, dari total target 21 kilometer.

Proyek ini mencakup enam lokasi, yaitu Kamal Muara, Muara Angke, Pantai Mutiara, Muara Baru-Pantai Timur, Sunda Kelapa-Ancol Barat, dan Kali Blencong.

Dengan sisa panjang 12,5 kilometer yang masih harus dibangun, pemerintah daerah berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini guna meningkatkan perlindungan terhadap banjir rob dan memperbaiki kondisi lingkungan pesisir Jakarta.

BACA JUG: Media Ungkap Ali Khamenei akan Lakukan Serangan Balasan Mendadak ke Israel

Menguak Misteri Jasad Seorang Nabi yang Dimakamkan Beberapa Tahun Setelah Wafatnya Rasulullah SAW

http://republika.co.id/berita//sz41y2320/menguak-misteri-jasad-seorang-nabi-yang-dimakamkan-beberapa-tahun-setelah-wafatnya-rasulullah-saw

Ditengah realisasi fase A yang masih berjalan, muncul wacana pembangunan lebih lanjut yakni Giant Sea Wall (GSW) dan Giant Mangrove Wall (GMW).

Namun, bagaimana realisasi selanjutnya terhadap proyek NCICD fase B dan C yang berupa tanggul laut ini? Bagaimana pula feasibility terhadap Giant Mangrove Wall yang akan dikembangkan oleh gubernur terpilih Jakarta 2025-2030?

photo
Pengendara motor melintasi genangan rob di Muara Angke, Jakarta, Rabu (25/6/2025). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mengimbau masyarakat yang tinggal di wialayah pesisir utara Jakarta untuk mewaspadai potensi banjir rob akibat adanya fenomena Super New Moon atau fase bulan baru yang puncaknya terjadi pada 27 Juni 2025. - (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement