Selasa 22 Jul 2025 18:28 WIB

Kolaborasi WE Finance Code Perluas Akses Pendanaan UMKM Perempuan

Program ini diharapkan mampu memperkuat pelaku UMKM perempuan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Acara National Adoption Women Enterpreneurs Finance Code, yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan Indonesia, berkolaborasi dengan Asian Development Bank (ADB) dan Islamic Development Bank (IsDB) di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (22/7/2025).
Foto: Eva Rianti/Republika
Acara National Adoption Women Enterpreneurs Finance Code, yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan Indonesia, berkolaborasi dengan Asian Development Bank (ADB) dan Islamic Development Bank (IsDB) di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (22/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah kementerian, lembaga, dan sektor swasta berkolaborasi dalam program Women Entrepreneurs (WE) Finance Code, guna memperluas akses pendanaan bagi wirausaha perempuan. Program ini diharapkan mampu memperkuat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perempuan dalam mengembangkan bisnisnya secara berkelanjutan.

Indonesia menjadi negara kedua di dunia yang mengadopsi WE Finance Code. Komitmen tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam World Bank Group-IMF Annual Meeting di Marrakesh, Maroko, Oktober 2023. Program ini bertujuan menutup kesenjangan akses keuangan yang dihadapi wirausaha perempuan.

Baca Juga

Direktur Stabilitas Sistem Keuangan dan Sinkronisasi Kebijakan Sektor Keuangan Kementerian Keuangan Heru Wibowo menyebut potensi pemberdayaan usaha perempuan sangat besar, mengingat hampir separuh penduduk Indonesia adalah perempuan. Pemerintah pun terus mendorong pengembangan usaha perempuan melalui berbagai kebijakan.

“Pendanaan APBN untuk pembiayaan usaha mikro hingga akhir 2024 mencapai Rp 10 triliun, dengan 95 persen penerimanya adalah perempuan. Selain itu, Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga telah disalurkan kepada 4,9 juta penerima, di mana 49 persen di antaranya adalah perempuan,” jelas Heru dalam agenda National Adoption WE Finance Code di Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Ia menekankan partisipasi wirausaha perempuan akan meningkat signifikan dengan dukungan dan pendampingan tepat, khususnya melalui WE Finance Code yang memiliki tiga pilar utama yakni kebijakan, data, dan inovasi.

Ada tiga target utama implementasi WE Finance Code di Indonesia. Pertama, penyusunan definisi women entrepreneurs yang akan diintegrasikan dalam Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pengembangan Kewirausahaan Indonesia. Kedua, pemanfaatan sex disaggregated data (SDD) untuk menyusun kebijakan berbasis data yang lebih inklusif. Ketiga, mendorong keterlibatan investor dalam mendukung pelaksanaan WE Finance Code melalui aksi nyata.

Program ini didukung Asian Development Bank (ADB) dan Islamic Development Bank (IsDB). Dukungan mencakup pengumpulan data terpilah gender, penyusunan kebijakan, serta mobilisasi sumber daya untuk pemberdayaan wirausaha perempuan.

Operations Team Leader IsDB Regional Hub Indonesia Yerzhan Jalmukhanov menekankan pentingnya kerja sama lintas lembaga untuk memperluas akses pembiayaan wirausaha perempuan. “IsDB dan ADB akan terus mendorong lebih banyak lembaga menandatangani WE Finance Code dan memberikan dukungan teknis,” ujarnya.

Deputy Country Director ADB Renadi Budiman optimistis Indonesia dapat menjadi model global dalam menutup kesenjangan pembiayaan bagi wirausaha perempuan. “Kami percaya inovasi dan aksi kolektif dapat mendorong kemajuan ekonomi keluarga dan nasional,” katanya.

Acara National Adoption WE Finance Code mencakup tiga agenda utama: pembentukan Tim Nasional Akselerasi Keuangan bagi Wirausaha Perempuan, pengenalan Piagam Nasional WE Finance Code Indonesia, dan penandatanganan komitmen oleh kementerian/lembaga, Lembaga Jasa Keuangan, asosiasi, serta komunitas perempuan pengusaha.

WE Finance Code telah diluncurkan pada Desember 2023, disusul dengan kick-off meeting pada Februari 2024, dan serangkaian FGD dengan pemangku kepentingan pada Juni 2024. Penandatanganan tahap kedua dilakukan tahun ini, dengan tahap lanjutan direncanakan sepanjang 2025–2026.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement