REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI sekaligus Ketua Perempuan Amanat Nasional (PUAN) PAN, Farah Puteri Nahlia, menyatakan dukungan penuh terhadap program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang digagas pemerintah. Menurutnya, inisiatif ini tidak sekadar menguatkan ekonomi akar rumput, tetapi juga membuka peluang strategis bagi perempuan desa menjadi motor penggerak kesejahteraan keluarga dan komunitasnya.
“Koperasi Merah Putih bukan hanya soal ekonomi, tapi pintu besar bagi perempuan desa untuk memimpin, mengelola, dan menyejahterakan bangsanya,” ujar Farah di Jakarta.
Farah menilai, perempuan di desa memegang peran ganda: menjaga stabilitas keluarga sekaligus menggerakkan roda perekonomian. Melalui koperasi yang kuat dan transparan, mereka dapat memperoleh akses modal, pelatihan, dan teknologi yang sebelumnya sulit dijangkau.
“Perempuan desa adalah benteng ketahanan keluarga dan komunitas. Saat mereka berdaya secara ekonomi, Indonesia menjadi lebih kuat,” tegasnya.
Sebagai Ketua PUAN PAN, Farah berkomitmen mendorong agar Koperasi Merah Putih mengintegrasikan pelatihan literasi keuangan dan keterampilan digital bagi perempuan desa. Modernisasi manajemen koperasi, mulai dari pencatatan keuangan, pemasaran digital, hingga tata kelola berbasis teknologi, menurutnya menjadi katalis kemajuan yang akan membuat perempuan desa mampu bersaing di pasar nasional bahkan global.
“Koperasi yang dikelola dengan teknologi dan transparansi akan mengubah perempuan desa menjadi pemain utama di pasar nasional dan global,” ucapnya.
Farah juga menekankan bahwa pemberdayaan ekonomi perempuan memiliki nilai strategis bagi pertahanan negara.
“Pemberdayaan ekonomi perempuan adalah strategi pertahanan non-militer yang paling efektif,” katanya.
Ia optimistis, Koperasi Merah Putih akan menjadi tonggak sejarah kebangkitan ekonomi desa yang inklusif gender.
“Dengan Koperasi Merah Putih, kita menulis sejarah: kemandirian bangsa lahir dari tangan perempuan yang menggerakkan ekonomi desa,” tutur Farah.