JAKARTA--Juara turnamen basket Piala Gubernur 2010, Garuda Flexi Bandung, memperkuat tim pelatih mereka dengan menarik Antonius Ferry Rinaldo Sinaga. Inal, sapaan karib, Rinaldo, adalah mantan point guard klub Aspac Jakarta.
Di Garuda, pria kelahiran 29 Mei 1972, ini akan menjadi asisten pelatih Johannis Winar. Inal sudah mulai ikut menangani Garuda awal pekan ini.
Selama dua tahun terakhir, Inal sudah menjadi asisten pelatih Tjetjep Firmansyah di Aspac, sekaligus sebagai pemain. Selain pengalamannya di klub dan timnas, Inal juga sudah mengikuti kursus kepelatihan untuk mengangani tim IBL dan Kobatama pada 2008 yang diselenggarakan PB Perbasi dengan bantuan Olympic Solidarity.
Garuda memang membutuhkan seorang asisten pelatih. Sebab Ahang, panggilan Winar, hanya sendirian memegang tim setelah ditunjuk menggantikan tim pelatih Garuda sebelumnya: Raoul Miguel Hadinoto, Edy Suganda, dan Tri Adnyanaadi Lokatanaya.
Seusai pemberian trofi juara Piala Gubernur, Ahang juga menegaskan dirinya tidak mungkin menangani tim tanpa bantuan pelatih lain. Ternyata, sebulan kemudian, manajemen Garuda menjatuhkan pilihannya kepada Inal atas rekomendasi Ahang.
"Pendekatannya sekitar dua pekan. Kami menjalin komunikasi dengan Inal serta pihak Aspac dan ternyata kita sepakat," kata Manajer Garuda, Simon Pasaribu.
Pengambilan pelatih, kata Simon, tidak serumit dibandingkan pemain. Garuda tidak perlu membayar, hanya memohon izin kepada pemilik klub Aspac, Irawan Haryono, agar Inal diperbolehkan bergabung.
"Saya kira Inal akan lebih berkembang jika bergabung bersama Garuda, sebab di Aspac sudah berkumpul sejumlah pelatih hebat. Inal bisa mengeksplorasi potensinya bersama Ahang yang juga pelatih muda," ucap Simon.
Inal adalah mantan pebasket legendaris Indonesia. Sebelum kedatangan Mario Wuysang pada 2003, Inal adalah pilihan pertama pelatih timnas. Inal merupakan point guard timnas yang menjuarai turnamen 2nd SEABA Championship tahun 1996 di Surabaya dengan mengalahkan Filipina.
Postur tubuhnya yang hanya 170 cm ditutupi dengan kecepatan, kepiawaian membaca permainan, serta akurasi tembakan tiga angka. Saat IBL masih bernama Kobatama, Inal tercatat sebagai pengumpan terbaik (best assist) pada musim 1997, 1999, 2000, 2001, dan 2002.
Sederet prestasinya sebagai pemain ini yang membuat Ahang menjatuhkan pilihannya kepada Inal. "Pengalamannya akan membantu saya berkomunikasi dengan pemain Garuda yang rata-rata sudah senior. Ia sudah menghadapi berbagai situasi pertandingan yang pastinya akan berguna bagi tim," kata Ahang.
Selain itu Ahang mengaku sudah kenal baik dengan Inal hingga akan memudahkan kerjasama mereka. Di masa jayanya, Ahang dan Inal pernah memperkuat timnas. Karakter Inal yang tenang, kata Ahang, cocok mendampingi dirinya yang meledak-ledak.