JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) diminta bersikap tegas dalam rangka membuktikan bahwa dirinya dan keluarganya tak melibatkan diri dalam pemilihan ketua umum PD. Sebab, hal ini akan membuat PD membuktikan diri berubah menjadi partai modern yang tak lagi bergantung pada satu figur.
Demikian dijelaskan peneliti senior Lembaga penelitian, pendidikan dan penerangan ekonomi dan sosial (LP3ES), Burhanuddin Muhtadi, dalam konferensi pers hasil survei LP3ES yang dilakukan kepada 481 ketua DPC/DPD PD di seluruh Indonesia pada Awal Maret 2010 silam
Dalam diskusi ini, Kepala Divisi penelitian LP3ES, Fajar Nursahid, menjelaskan keberhasilan PD mendulang suara dan menempatkan dirinya sebagai partai pemenang dari pemilihan umum 2009 lalu, memang tak lepas dari peran SBY. Namun, peran SBY sebagai figur sentral bagi PD sekaligus juga disadari menjadi masalah paling mendasar dihadapi partai ini sekarang dan ke depan. ''Itu dinyatakan oleh 38,5 persen responden,'' kata dia, Rabu (7/4).
Kuatnya ketergantungan terhadap figur SBY juga berimplikasi terhadap masalah lain, terkait dengan krisis kepemimpinan pasca-SBY yang mengambil porsi 15,8 persen dalam permasalahan utama PD serta persoalan kaderisasi dan kepengurusan sebesar 15 persen.
Konsisten dengan ketergantungan terhadap figur SBY yang dianggap sebagai masalah mendasar partai, kata Fajar, juga terlihat dari keinginan para elite PD di daerah agar PD ke depan dapat menjadi partai kader, dan bukan partai yang bertumpu pada figur. ''Mereka juga menginginkan adanya desantralisasi kebijakan sehingga akomodasi terhadap kepentingan daerah dapat dikedepankan,'' jelasnya.