JAKARTA--TV One mengakui adanya hal-hal yang kurang sempurna dalam pemberitaannya terkait makelar kasus (markus) yang dihadirkan pada 24 Maret silam. Hal tersebut yakni ketika penayangan itu, TV One tak cover both side atau melakukan kroscek ke semua pihak yang terkait dengan pemberitaan agar berita yang muncul tidak hanya berdasarkan informasi dari satu pihak.
"Meskipun TV One mengatakan "kami coba" tapi sama saja tidak, begitu menurut hukum," kata Ketua dewan pers, Bagir Manan saat konferensi persnya di gedung dewan pers, Senin (12/4). Pihak TV One, menurut Bagir, menyatakan bahwa sebagai manusia tak terlepas dari kekeliruan.
Sesuai pertimbangan dewan pers, TVOne setuju menyelesaikan permasalahan ini dengan Undang-Undang dan kode etik pers. Pihak Polri sendiri, menurutnya, menyatakan dengan tegas bahwa tak ada niatan untuk melakukan hal yang tak baik dengan media, termasuk TV One.
Karenanya, dewan pers menjelaskan, pihaknya takkan mencampuri hal-hal yang tak berkenaan dengan pers. "Kita tak ambil bagian dengan orang yang mengaku markus itu, itu urusan polisi," kata Bagir.
Bagir kemudian mengakui, sudah adanya titik temu antara TV One dan pihak kepolisian. Namun demikian, ia menegaskan TV One tetap memiliki kewajiban untuk membuktikan pemberitaan dan pernyataannya, yakni orang yang dihadirkan saat itu benar-benar markus.
"Seperti yang kita ketahui, si markus itu tak mengaku. Tapi kita belum bisa menyimpulkan apakah bukti-bukti itu faktual atau rekayasa," kata dia. Dalam pertemuan yang berlangsung antara dewan pers dan delegasi TV One pun, kata dia, pihak TV One telah menghadirkan berbagai bukti-bukti untuk memperkuat alibi.
Sayangnya, Bagir enggan mengungkap secara rinci bukti apa saja yang dibawa tersebut. Ia hanya mengatakan bahwa buktinya termasuk tayangan acara markus itu dan keterangan yang meyakinkan. "Apakah dewan pers yakin atau tidak itu urusan nanti," kata dia.
Bagir pun menjelaskan, pihak TV One sebenarnya sudah berusaha melindungi sumber ini dengan sebaik-baiknya. Sayangnya, kemudian sumber ini malah membuka dirinya sendiri. Dengan itu dia dianggap melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum pada TV One. Maka, TV One berhak menuntut dia. Seorang sumber, katanya, sudah bukan anonim lagi sejak bicara jati dirinya dihadapan media. Bahkan, sambil berkelakar, Bagir menyarankan para wartawan "Kalau mau tetap anonim, anjurkan sumber anda agar jangan melakukan konferensi pers."