Senin 19 Apr 2010 20:56 WIB

Mayoritas Masyarakat AS tak Percaya Pemerintah

Rep: Wulan Tanjung Palupi/ Red: Endro Yuwanto
Barrack Obama
Barrack Obama

WASHINGTON–-Hampir 80 persen rakyat Amerika Serikat (AS) mengatakan, mereka tidak atau hanya sedikit mempercayai birokrasi federal mampu memecahkan persoalan yang tengah dihadapi AS. Survei yang dilakukan 'Pew Research Center' itu menunjukkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan federal berada di salah satu titik terendah sepanjang setengah abad terakhir.

Jajak pendapat yang dirilis Ahad (18/4) itu menggambarkan situasi tak menyenangkan yang dihadapi Presiden Barack Obama dan Partai Demokrat saat mereka berjuang untuk mempertahankan kursi mayoritas di Kongres pada pemilu sela yang diadakan pada November 2010.

Namun biasanya pemilu sela adalah ajang yang berat bagi partai yang sedang berkuasa. Apalagi, kondisi perekonomian dan tingginya angka pengangguran turut membuat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah mengendur.

Survei tersebut mengungkap bahwa hanya 22 persen responden mengatakan bahwa mereka selalu mempercayai kebijakan yang diambil Washington. Sebanyak 19 persen di antaranya menyatakan mereka puas dengan kebijakan pemerintah sekarang.

Sementara, hampir setengah dari responden mengatakan kebijakan pemerintah berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari mereka. Ini merupakan sebuah sentimen yang berkembang selama belasan tahun terakhir.

Mayoritas warga yang disurvei menganggap Washington terlalu besar dan terlalu kuat, serta terlalu banyak turut campur dengan urusan negara bagian. Pendapat masyarakat terbagi atas apakah pemerintah harus bertanggung jawab untuk menangani masalah-masalah kritis atau malah harus mengurangi kekuatannya.

Jajak pendapat tersebut didasarkan pada empat survei yang dilakukan dari 11 Maret- 11 April melalu tatap muka dan telepon. Survei melibatkan 2.500 orang dewasa dengan marjin 'sampling error' sebesar 2,5 persentase.

Dalam jangka pendek masalah kepercayaan ini secara politis menyulitkan bagi Obama dan Demokrat. Meski kubu Republik dapat mengambil keuntungan dari hal ini, namun sebagian masyarakat juga menuding Republik memperlambat jalannya pemerintahan dengan sikap politiknya.

sumber : ap
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement