Selasa 04 May 2010 01:24 WIB

Jelang Pemilu, Politisi Inggris Saling Kecam

Rep: wulan tunjung palupi/ Red: Ririn Sjafriani

LONDON--Kondisi menjelang pemilihan umum di Inggris semakin memanas. Hasil dari berbagai jajak pendapat yang menunjukkan, tak ada partai yang menang secara mayoritas. Beberapa hari menjelang pemilihan menjadi momen yang penting bagi para politisi.

Meskipun kemungkinan tidak ada pemenang mayoritas, namun kekuasaan Partai Buruh yang telah selama 13 tahun berada di puncak pemerintahan akan tergusur. Pemilu kali ini diperkirakan akan menjadi ajang bagi Partai Konservatif kembali memimpin perpolitikan Inggris.

Di tengah jeda waktu sebelum pemungutan suara dimulai, pimpinan Partai Konservatif David Cameron melancarkan serangan pribadi terhadap Brown. Pemimpin Konservatif David Cameron menyebut Perdana Menteri Gordon Brown seorang tokoh yang tengah tenggelam, sedangkan Brown menyamakan pemimpin Liberal Demokrat Nick Clegg seperti presenter acara kuis di televisi.

"Gordon Brown tengah terpuruk, ia memang pernah menjadi seseorang yang jenius dalam ekonomi dan politik. Namun kini ia terlihat putus asa dan histeris," ujar Cameron seperti dikutip harian Sunday Telegraph.

Tak mau ketinggalan, pimpinan Liberal Demokrat Nick Clegg menyatakan, pemerintahan yang didominasi konservatif akan berisikan orang-orang dengan kepentingan tertentu. Meskipun demikian, hingga saat ini belum jelas sikap partai-partai ini terhadap anggaran publik, hal yang kemungkinan akan diambil oleh siapapun yang memimpin pemerintahan.

Khawatir akan ditinggalkan pemilihnya, masing-masing kandidatmenjelaskan sebagian kecil dari pengorbanan yang diperlukan untuk mengendalikan defisit anggaran yang bisa mengancam Inggris tak lagi memiliki peringkat kredit AAA.

"Ini sangat menantang, bahwa masih tidak cukup untuk mengisi lubang hitam besar yang ditinggalkan oleh Gordon Brown dan Partai Buruh," kata Cameron kepada BBC pada Ahad (2/5).

Jajak pendapat yang ditampilkan Sunday Express menunjukkan Konservatif sebagai partai yang terdepan dengan 35 persen dukungan, sementara Liberal Demokrat hanya memiliki dukungan sebesar 12 persen.

Tidak ada jajak pendapat yang menunjukkan Partai Konservatif akan dapat menang secara langsung. pemilu kali ini juga mengindikasikan pemerintah koalisi sebagai hasil yang paling mungkin, suatu kejadian yang cukup langka di Inggris dimana situasi serupa terakhir kali terjadi pada 1974.

Pasar keuangan mengamati dengan gugup mengenai pemerintahan koalisi atau pemerintah minoritas yang akan terbentuk, apalagi saat defisit anggaran mencaoai lebih dari 11 persen dari Produk Domestik Bruto.

sumber : reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement