Selasa 04 May 2010 06:04 WIB

Utusan PBB Kecam Serangan Atas Masjid di Mogadishu

NAIROBI--Utusan Khusus PBB untuk Somalia mengecam serangan bom terhadap satu masjid di pasar Bakara di ibu kota Mogadishu pada Sabtu menewaskan sedikitnya 30 warga sipil dan puluhan lagi cedera termasuk warga asing. Dalam pernyataannya yang disiarkan di Nairobi, Ahmedou Ould-Abdallah menggambarkannya sebagai serangan brutal terhadap orang-orang yang hendak pergi beribadah di Masjid itu. "Itu merupakan serangan brutal terhadap orang-orang yang pergi ke masjid tersebut untuk beribadah. Serangan semacam itu harus dikecam," kata Ould-Abdallah dalam satu pernyataan yang diterima di Nairobi, Senin.

Ledakan itu merupakan serangan kedua dalam sepekan terakhir ini di masjid yang terletak di kawasan yang dihuni oleh dua kelompok gerilyawan utama negara itu, Hizbul Islam dan Al Shabaab yang memiliki jaringan dengan Al Qaida. Serangan pada Sabtu terjadi di Masjid Abdalla Shideye yang biasanya digunakan oleh para pemimpin Al Shabaab untuk menyampaikan ceramah keagamaan.

Letak masjid itu tidak jauh dari Masjid Abu Hureya, tempat ledakan pertama yang menewaskan satu orang pada Selasa lalu. "Sejumlah orang di tempat kejadian berteriak histeris dan saling berangkulan setelah terjadi ledakan yang menewaskan sejumlah orang dan melukai sejumlah orang lainnya," kata seorang saksi mata yang enggan dikutip namanya.

Saksi mata itu memperkirakan lebih dari 100 orang cedera dalam ledakan tersebut. "Kelompok pria bersenjata dari Al Shabaab segera datang dan mengepung masjid itu setelah ledakan," kata seorang saksi mata.

Belum jelas siapa yang berada di belakang ledakan di masjid itu, kendati para warga memperkirakan ledakan itu dilakukan oleh salah satu di antara kelompok gerilyawan yang bersaing. Para saksi mata mengatakan mereka yakin bahwa sasaran serangan itu diarahkan kepada pemimpin senior Al Shabaab, Fuad Mohamed Khalaf.

Khalaf, yang juga dikenal sebagai Fuad Shongole, adalah salah satu tokoh yang berada dalam daftar orang-orang Somalia yang menjadi sasaran sanksi Dewan Keamanan PBB. Menurut Dewan Keamanan PBB, Khalaf, yang juga berwarga negara Swedia, memberi dana kepada Al Shabaab dan dituduh terlibat dalam dua kali serangan bom di ibu kota negara itu pada April 2008.

Utusan Khusus PBB itu mengatakan aksi kekerasan pada Sabtu itu tidak menguntungkan upaya dialog atau stabilitas Somalia yang tidak memiliki pemerintah pusat selama lebih dari dua dekade. Negara Tanduk Afrika itu dilanda perang saudara sejak 1991. Kelompok garis keras Islam dalam beberapa tahun terakhir ini menguasai sebagian besar wilayah Somalia selatan.

Gerilyawan Al-Shabaab mengatakan mereka berjuang untuk menumbangkan pemerintah dukungan PBB guna menjadikan Somalia sebagai negara Islam. Pemerintah transisi, yang hanya menguasai sebagian dari wilayah ibu kota dengan bantuan pasukan pejaga perdamaian Uni Afrika, juga menginginkan pemberlakuan hukum Islam, namun penafsiran syariah (hukum Islam) oleh Al-Shabaab sangat ketat.

sumber : ant/Xnhua-OANA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement