MANILA--Filipina, Senin (10/5) ini melakukan pemungutan suara untuk memilih pemimpin baru. Berdasarkan survei terakhir sebelum pemungutan suara, Senator Benigno Aquino III, menjadi pimpinan yang difavoritkan rakyat Filipina.
Nama belakang Aquino menjadi faktor penting dalam pemilu ini, apalagi setelah 10 tahun belakangan politik Filipina diwarnai skandal korupsi. Sementara nama Aquino yang ayahnya dibunuh saat meantang pemerintah dan ibunya pernah menjadi presiden relatif bersih dari isu korupsi.
Kekerasan telah mewarnai pelaksaan pemilu di Filipina. Lebih dari 30 tewas dalam serangan politik dan laporan kekerasan mematikan terjadi pada pagi hari pemungutan suara.
Untuk pertama kali, negara ini akan menggunakan mesin pemindai kertas suara dan akan mentransmisikan hasil pemilu dari 17.600 tempat pemungutan suara. Namun, sempat ditemukan sedikit kesalahan perangkat lunak pada sistem itu beberapa hari sebelum pemungutan suara.
Aquino bahkan tidak dapat segera memberikan suaranya sendiri di TPS karena mesin penghitung suara di distriknya rusak. "Ini adalah sistem baru pemungutan suara, tapi saya berharap semua orang bisa memilih dan tidak akan ditunda," katanya kepada wartawan sambil menunggu untuk mesin yang akan diperbaiki.
Sebelumnya, di Filipina penghitungan suara dilakukan secara manual. Sebagai negara kepulauan terbesar kedua, butuh waktu berminggu-minggu untuk menyelesaikan penghitungan suara. Sistem manual ini juga memungkinkan banyak kecurangan di sana-sini.
Kini rakyat Filipina dapat menunggu beberapa jam setelah TPS ditutup untuk mengetahui hasil pemilu. Sekitar 50 juta pemilih terdaftar di negara yang memiliki populasi sebanyak 90 juta jiwa ini. Pemilu ini akan memilih politisi dari mulai posisi presiden ke anggota dewan kota.
Komisaris Pemilu, Rene Sarmiento, tetap memperingatkan kemungkinan adanya kekurangan dan gangguan dalam pelaksanaan sistem baru ini. Delegasi Indonesia juga memantau pemilu ini untuk melihat pelaksanaan sistem penghitungan otomatis.