REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Perdana menteri Inggris, Gordon Brown resmi mundur dari jabatannya, Selasa (11/5), waktu setempat. Dalam kesempatan yang sama, ia pun menyerahkan pemerintahannya kepada pemimpin Partai Konservatif, David Cameron, yang sekaligus mengakhiri 13 tahun berkuasanya Paratia Buruh di negara tersebut.
Partai haluan kanan, Konservatif memenangkan lebih dari setengah kursi di Pemilu Parlemen yang diadakan minggu lalu. Sedangkan partai buruh hanya menempati suara kedua terbanyak dan disusul dengan Partai Liberal yang ada di posisi ketiga.
Kedua partai, baik Konservatif ataupun Buruh berupaya memenangkan dukungan pemilih melalui lima hari yang ketat. Tetapi, kenyataannya, Selasa siang, hasil pemilihan menunjukan bahwa Parati Buruh telah kalah dan Brown harus segera berhenti dari jabatan perdana menterinya.
Beberapa saat setelah pengunduran diri Brown, Poundsterling naik 0,8 persen menjadi 1,4972 per dollar. Bahkan obligasi milik pemerintah juga menigkat sesaat setelah laporan tersebut diumumkan pihak Konservatif. “Saya telah memberitahukan sekretaris pribadi Ratu tentang pengunduran diri saya,” ujar Brown kepada wartawan di luar kantornya di Downing Street, ditemani istrinya Sarah.
Ia menuturkan jika sang ratu telah menerima, ia menyarankan agar Ratu Elizabeth segera mengundang pemimpin oposisi (Cameron) untuk segera membentuk pemerintahan. “ Saya berharap perdana menteri selanjutnya akan membuat langkah-langkan penting yang baik untuk masa depan negara ini,” ujarnya.
Perdana menteri baru memiliki banyak pekerjaan rumah. Diantaranya memikirkan segera apa yang harus dilakukan utnuk mengurangi rekor deficit anggaran yang terjadi. Dimana hal itu telah menimbulkan ketakutan di kalangan pengusaha akan runtuhnya tiga perusahaan dengan klasifikasi A hanya karena masalah utang.
Dalam kesempatan tersebut Brown juga menyatakan baik Konservatif ataupun Buruh telah membuat kesepakatan tentang pembagian pemerintahan. Namun, rincian lebih jelasnya belum diketahui dengan pasti.
Sementara itu, Petinggi Partai Konservatif, William Hague mengatakan kepada sejumlah media, pihaknya telah mengajukan sejumlah nama dalam pemerintahan.
Pasar ternyata menginginkan pemecahan yang cepat terhadap situasi tak menentu. Selain itu, terlihat pasar pun sepertinya lebih percaya jika Konservatif-lah yang memimpin, agar pemerintahan bergerak lebih cepat dan lebih keras untuk memotong defisit yang terjadi. Pasalnya, setelah pengunduran diri Brown terjadi pergerakan yang cukup siginifikan di Inggris.