REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, mengaku terperanjat terhadap keinginan sejumlah partai koalisi untuk menggilir posisi ketua harian dalam sekretariat gabungan. Namun Golkar mempersilakan partai mengusulkan keinginan tersebut ke Presiden SBY.
''Ini masih hari-hari pertama dalam sekretariat gabungan,'' ujar Priyo, Rabu (12/5), di Gedung DPR.
Seandainya SBY menanggapi keinginan partai koalisi lain untuk menggilir posisi ketua harian, Golkar pun tidak akan keberatan. Priyo mengatakan, alasan Aburizal Bakrie dipilih selain karena ia berasal dari partai pemenang kedua dalam pemilu. Aburizal juga satu-satunya ketua umum partai yang tidak memiliki jabatan dalam kabinet.
Kemarin, kader PKS dalam pemerintahan Tifatul Sembiring mengusulkan agar posisi ketua harian dibuat bergilir. Usul itu ditanggapi positif oleh Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saifudin.
Penempatan Aburizal tidak bermaksud pula menggeser posisi Hatta Rajasa, yang selama ini diketahui banyak dilimpahkan tugas sebagai koordinator koalisi. Priyo menegaskan, Hatta masih tetap menjadi figur yang dekat dengan SBY.
Sementara, kader PAN dalam pemerintah, Patrialis Akbar, mengatakan, partainya menyikapi positif pembentukan sekretariat gabungan. PAN menerima keputusan SBY dengan ikhlas dan penuh rasa hormat. ''Pak Hatta itu selalu berpikir positif dan tidak curiga mencurigai,'' ujarnya lagi.
PAN menganggap pembentukan sekretariat gabungan sebagai upaya memperkuat posisi pemerintah. ''Pak Hatta ini berjiwa besar dan ini kebijakan bersama. Kami enjoy,'' ucapnya lagi.
Negatif
Sejak menjabat sebagai ketua harian di sekretariat gabungan partai pendukung pemerintahan SBY, Priyo mendengar banyak opini miring maupun positif bagi Golkar.
Kader Golkar, Bambang Soesatyo, mengaku menerima banyak keluhan dari sesama kader di daerah yang mempertanyakan sikap Golkar tersebut. Priyo menanggapi dengan mengatakan partainya berniat baik dalam koalisi ini.