REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia dan Jepang akan membahas kebijakan pemerintah masing-masing negara di sektor energi dan sumber daya mineral pada pertemuan ''The 1st Indonesia-Japan Energy Policy Dialogue'' (IJ-EPD) di Tokyo, Jepang,pekan ini. Demikian diungkap Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita H.Legwo.
Menurut Evita, dalam pertemuan yang digelar 13-14 Mei 2010 itu hanya akan dibicarakan mengenai policy antara Pemerintah Jepang dan Indonesia, dan dipimpin setingkat dirjen.
''Dalam pertemuan itu akan membahas lebih mendalam kebijakan dari kedua negara mengenai sektor ESDM, misalnya kebijakan mengenai ekspor gas dan batu bara,'' kata Evita seperti dilansir situs resmi Kementerian ESDM, Kamis (13/5).
Menurut Evita, pihak pemerintah Jepang sudah tahu bahwa pemerintah Indonesia mendorong gas untuk domestik dan batu bara yang diekspor itu harus ada nilai tambahnya. ''Mereka ingin tahu lebih jelas,'' ungkap Evita.
Jadi dalam paparannya nanti, Pemerintah Indonesia tidak akan menawarkan proyek untuk investasi, ujar Evita yang bertindak sebagai pimpinan delegasi Indonesia. Sedangkan delegasi Jepang dipimpin Director General for Energy, ANRE, METI, Mr Takayuki UEDA.
Dia menambahkan, The 1st Indonesia-Japan Energy Policy Dialogue merupakan tindak lanjut pertemuan Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh dengan Menteri METI Jepang, Mr Naoshima pada Januari 2010 lalu. Kebijakan yang akan dibahas meliputi kebijakan migas, ketenagalistrikan, efisiensi energi dan energi terbarukan, minerbapabum serta kelitbangan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia kedua negara.
Selain membahas kebijakan energi kedua negara, rombongan juga akan melakukan kunjungan ke LNG facilities Negishi milik Tokyo Gas dan thermal power plant Isogo milik J-Power. Rombongan juga mendapat undangan dari Institute of Energy Economics Japan (IEEJ) untuk menghadiri CSR Program: Indonesia-Japan Technology Introduction and Dialogue on Energy and Mineral Resourches, pada tanggal 12 Mei.