REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO--Rumah kontrakan yang dijadikan toko aki oleh tersangka anggota jaringan teroris,di Dukuh Gondang, Desa Baki, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, diduga menjadi gudang senjata. Berdasarkan informasi di lokasi kejadian perkara, di Dukuh Gondang, Baki, Sukoharjo, Kamis, menyebutkan, sejumlah petugas kepolisian yang mendatangi toko aki milik tersangka mengambil barang bukti berupa senjata api dan ratusan amunisi.
Menurut Harto Sarwono (45) warga Dukuh Gondang, Baki yang dijadikan saksi saat anggota kepolisian membawa barang bukti berupa dua sejata api yakni satu jenis forever dan senjata laras panjang M 16 serta ratusan amunisi berbagai ukuran yang di simpat di toko itu. Polisi saat masuk ke rumah kontrakan yang dijadikan usaha toko aki itu, sekitar pukul 08.00 WIB dan warga sekitar diminta untuk menjauh dari lokasi sekitar 100 meter.
Setelah itu, anggota Densus 88 memanggil Kepala Desa Parjiyo dan saksi ke lokasi kejadian untuk menyaksikan barang bukti senjata api yang disimpan tersangka anggoat terorisme di toko itu.
Menurut Kepala Desa Baki Parjiyo, rumah yang dikontrakan tersebut milik Ari Wibowo warga Desa Nganggroh, Cemani Sukoharjo. Rumah itu, dikontrak sudah tiga bulan terakhir oleh tiga orang tanpa memberikan identitasnya.
Sementara informasi dari petugas kepolisian setempat, tiga orang yang diduga anggota teroris tersebut adalah Joko Purwanto alias Torik, Ansar dan Abdul Hamid, dan Erwin. Ketiganya ditangkap petugas kepolisian di tiga lokasi yang berbeda, Joko Purwanto ditangkap di Pasar Purbayan Sukoharjo, Abdul hamid ditangkap di Pasar Jungke, Laweyan Solo, dan Erwin ditangkap dio Pasar Klitikan Notoharjo, Semanggi, Solo. Ketiga tersangka yang diduga anggota terorisme tersebut sudah dibawa ke Jakarta oleh kepolisian melalui Bandara Adi Sumarmo Solo, Kamis (13/5) pagi.
Sementara di lokasi kejadian di Toko aki Dukuh Gondang kini masih untuk tontonan masyarakat sekitar sehingga jalan dari arah Solo ke Baki sempat macet. Selain itu, toko aki yang dijadikan tempat penyimpanan senjata api itu dipasangi police line dan dijaga keta pasukan Brimob Sukoharjo sehingga masyarakat tidak bisa mendekat ke lokasi.