REPUBLIKA.CO.ID,Masih belum jelas apa penyebab kecelakaan pesawat terbang Rabu di bandara Tripoli, Libya. Bagi pihak otorita, jelas bukanlah serangan teroris. Dari tayangan televisi jelas bahwa pesawat sepenuhnya terpecah-pecah; pada ekor pesawat hanya tampak bagian-bagian pesawat yang terlepas.
Airbus A330-200 milik perusahaan penerbangan Libya, Afriqiyah Airways jatuh Rabu pagi, segera setelah mendarat di landasan bandara ibukota Tripoli. Kemungkinan seorang anak Belanda berumur delapan tahun selamat dari musibah itu, dan dirawat di rumah sakit akibat patah tulang. Reporter dari televisi Al Jazeera di Tripoli melaporkan, bahwa co-pilot pesawat juga selamat.
Di dalam pesawat terdapat 104 penumpang, di antaranya 11 awak pesawat. Di antara para penumpang terdapat 62 warga Belanda, yang telah melakukan perjalanan keliling di Afrika Selatan. Selanjutnya masih ada warga Inggris, Afrika Selatan dan Libya. Tim dari Kedutaan Kerajaan Belanda berada di tempat kejadian untuk mengetahui keadaan para korban.
Perusahaan Penerbangan Afriqiyah Airways menawarkan bantuan kepada para keluarga korban musibah pesawat di Tripoli, demikian dilaporkan. Anggota keluarga tidak perlu meminta visa dan mendapatkan bantuan untuk terbang ke Libya atas biaya perusahaan penerbangan tersebut. Mereka kemudian ditampung di sebuah hotel.
Pesawawt tersebut sedang dalam penerbangan dari Johannesburg ke Brussel, dan singgah di Tripoli.Menurut pakar penerbangan Belanda, Benno Baksteen cuaca di Tripoli tidaklah buruk. Keadaan cuaca ketika terjadinya musibah menunjukkan adanya awal rendah.
"Pandangan ke depan dua kilometer, tidaklah jelek, namun tidak jernih. Yang lebih penting adalah; awan yang emnggantung rendah, atau awan stratus, pada ketinggian sekitar 100 meter, atau 300 kaki. Ini situasi yang membuat proses melandas lebih sulit."
Menurut pemerintah Libya, mereka telah menemukan dan menyelamatkan kotak hitam. Data-data penerbangan dan pembicaraan di kokpit diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai penyebab kecelakaan.
Menteri Luar negeri Belanda Maxime Verhagen memberikan pernyataan;"Kami sudah mendirikan tim krisis dan kami mencoba melakukan kontak dengan agen perjalanan. Jika informasi identitas sudah diketahui, maka akan segera disampaikan kepada para keluarga"
Ratu Belanda Beatrix bereaksi terkejut atas kecelakaan pesawat tersebut. Dewan Penerangan Kerajaan Belanda memberitahukan bahwa sang ratu ikut bersimpati terhadap para keluarga korban yag ditinggalkan. Demikian juga perdana mentri Belanda Jan Peter Balkenende. Demi menghormati para korban, semua partai politik Belanda menunda kampanye mereka bagi pemilu 9 Juni mendatang sampai waktu yang belum ditentukan.