REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Samantha Cameron mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Direktur Kreatif dari perusahaan alat tulis kelas atas, Smythson.
Istri dari Perdana Menteri Inggris yang baru, David Cameron itu kini tengah mengandung lima bulan. Dia mengatakan, akan mulai bekerja sebagai Konsultan kreatif dari sebuah perusahaan dua hari setiap minggu.
Samantha yang berusia 39 tahun itu menegaskan, keputusan tersebut bersifat pribadi setelah mengetahui dirinya hamil dan mempertimbangkan beberapa waktu yang bisa disebut sebagai tahun yang sulit.
"Sebagai konsultan kreatif saya akan bekerja dua hari per minggu, mengurus berbagai hal yang kemungkinan sama dengan pekerjaan sebelumnya. Namun, saya tidak bertanggungjawab secara langsung," tuturnya.
"Saya sangat menantikan perubahan pekerjaan serta berusaha menyeimbangkan dengan kehidupan saya yanng baru, sekaligus meluangkan waktu lebih banyak dengan anak-anak," papar Samantha.
Langkah Samantha itu berlawanan dengan yang dilakukan istri dari mantan Perdana Menteri, Tony Blair yaitu Cherie Balir yang meneruskan pekerjaannya sebagai pengacara dan hakim hak asasi manusia, yang sesekali membuatnya harus berhadapan dengan konflik kepentingan pekerjaan sang suami.
Hal serupa dilakukan istri dari mantan Perdana menteri Gordon Brown yaitu Sarah Brown yang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang Humas yang sukses pada tahun 2001 ketika mengetahui dirinya hamil. Kemudian, Sarah disibukkan dengan berbagai kegiatan amal ketika suaminya menjadi perdana menteri.
David dan Samantha Cameron memiliki dua orang anak yaitu Nancy yang berusia enam tahun, Arthur Elwen berusia empat tahun dan bayi yang diperkirakan akan lahir bulan September mendatang.
Samantha pernah mengatakan kepada wartawan pada kampanye pemilihan umum, dia akan terus bekerja jika suaminya berhasil menjadi perdana menteri.
Samantha telah bekerja di Smythson selama 14 tahun. Pada tahun 2009, dia mendapat penghargaan Glamour Award untuk Accessories Designer of the Year.
Pengunduran diri Samantha dilontarkan pada hari kedua sang suami bekerja sebagai Perdana menteri Inggris.