Ahad 16 May 2010 07:14 WIB

Thailand di Ambang Perang Saudara

Rep: C15/rtr/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Para demonstran Kaos Merah berhadap-hadapan dengan pasukan militer antihuru-hara Thailand di pusat ibu kota, Bangkok.
Foto: AP PHOTO
Para demonstran Kaos Merah berhadap-hadapan dengan pasukan militer antihuru-hara Thailand di pusat ibu kota, Bangkok.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK--Korban terus berjatuhan akibat bentrokan antara militer Thailand dan kelompok Kaus Merah, pendukung mantan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra.  Sejumlah kalangan memperkirakan, Thailand berada di tepi jurang perang saudara.

Tentara telah membatasi area di kawasan bisnis Ratchaprasong sebagai zona tembak langsung sebagai peringatan kepada para demonstran Kaus Merah. Tanda "dilarang masuk" dipasang di perimeter barikade area demonstrasi untuk mencegah penduduk sipil memasuki zona tersebut. Tindakan keras membatasi ruang gerak para demonstran ini menelan tak kurang dari 150 korban luka dan menewaskan tiga jiwa lainnya, demikian menurut laporan yang dirilis BBC, Sabtu (15/5) sore.

Seorang fotografer AFP mengatakan, dia melihat jasad ketiga korban terbaring di jalan Ratchaprarop, bagian utara daerah konflik. Walau pemerintah Thailand berkeras semua dalam kondisi terkendali dan para tentara hanya menembak untuk mempertahankan diri, para penembak jitu diduga sengaja diarahkan menarget para demonstran. Dalam sebuah video terlihat sejumlah demonstran Kaus Merah mengevakuasi korban tembakan senjata.

Ketegangan meruncing di Zona Tembak Langsung, kawasan seluas tiga kilometer persegi yang menjadi basis protes para demonstran. Guardian menulis, di zona ini berkumpul ribuan demonstran Kaus Merah yang terus menerus bentrok dengan aparat sejak Kamis (13/5). Mereka menduduki jalanan dan kawasan menengah atas di Bangkok itu. Bentrokan yang kian liar mencuatkan kekhawatiran sejumlah kalangan kemungkinan perang saudara.

Salah satu pemimpin protes,  Jatuporn Prompan, mengatakan situasi saat ini makin mendekatkan Thailand terhadap ancaman itu. ''Kami harus terus melawan. Para pemimpin (protes) seharusnya tak boleh berpikir sama sekali untuk menyerah ketika saudara-saudara kita siap terus berjuang,'' katanya.

Pihak militer memperingatkan, mereka tidak akan mundur jika para demonstran tidak mau membubarkan diri. Juru bicara militer Thailand, Sunsern Kaewkumnerd, mengatakan pihaknya punya rencana untuk mengambil tindakan keras di Ratchaprasong bila protes tidak berakhir. ''Tapi aparat tidak akan menetapkan tenggat karena tanpa perencanaan yang matang akan makin banyak korban jiwa,'' ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement