REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK--Demonstran Thailand yang dikenal dengan sebutan kaos merah siap berunding dengan pemerintah Thailand bila militer negara itu mengakhiri aksinya. ''Kami siap bernegosiasi secepat mungkin. yang mendesak sekarang adalah menghentikan jatuhnya korban baru. Keinginan politik dapat ditunda,'' kata Nattawut Saikua, salah seorang demonstran.
''Pemerintah harus memberlakukan gencatan senjata dan pasukan ditarik mundur dan kami akan menarik kembali orang kami yang berasal dari luar kota Bangkok,'' tambahnya. PBB diminta sebagai penengah untuk melakukan perundingan karena demonstran tidak melihat ada pihak yang mampu bersikap.
Sejak tawaran itu disampaikan belum ada reaksi resmi dari pemerintah Thailand. Namun, pernyataan itu sebagai sebuah harapan positif untuk mengakhira aksi bentrokan fisik yang telah meminta banyak korban jiwa itu. Kekerasan itu juga dikhawatirkan dapat meluas ke wilayah Thailand lainnya yang selama ini dikenal sebagai salah satu tujuan wisatawan dunia.
Kalangan demosntran telah menguasai wilayah seluas 3 kilometer persegi yang dilindungi dengan barikade ban bekas, bambu, dan karung pasir diwilayah Rajprasong yang menjadi salah satu kawasan ternama di Bangkok. Para demonstran mendesak Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva segera mengundurkan diri dari jabatannya karena dianggap tidak sah memperoleh jabatan itu. Mereka juga mendesak digelarnya pemilu ulang Thailand dan pembubaran parlemen.