REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG--Tahapan kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Ogan Ilir (OI) Sumatera Selatan (Sumsel) tahun 2010 – 2015 dimulai. Rabu (19/5) Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) setempat mulai melaksanakan paparan visi dan misi dari empat pasangan calon bupati dan calon wakil bupati yang akan berkompetisi pada 5 Juni 2010.
Paparan visi misi masing-masing pasangan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) dilakukan dalam sidang paripurna DPRD OI. Pasangan calon Helmy Yahya – Yulian Gunhar yang diusung PAN dan PDIP dengan nomor urut tiga dalam paparan tersebut sempat membuat hadirin yang berada dalam ruang sidang DPRD terdiam, terpaku mendengarkan paparan yang disajikan melalui perangkat multi media.
Cabup Helmy Yahya yang dalam programnya mengusung slogan kampanye “Satu Miliar Per Desa Per Tahun” memaparkan kondisi kabupaten yang hanya berjarak 30 km dari Palembang tersebut posisi pembangunannya berada di peringkat ke 13 dari 15 kabupaten dan kota di Sumsel.
Menurut Helmy, Indralaya sebagai ibu kota Ogan Ilir yang menjadi penopang Kota Palembang, belum menampakkan hasil yang memuaskan. “Salah satu indikatornya adalah kota Indralaya yang nampak sepi, karena banyak warganya yang masih pulang ke Palembang.”
Penyebab sepinya kota penyangga Palembang ini, papar presenter kondang dan raja kuis itu, disebabkan di Indralaya khususnya dan Ogan Ilir umumnya tidak memiliki gedung atau fasilitas yang dapat dibanggakan, seperti perkantoran, fasilitas umum yang bagus dan lainnya.
“Jika kami dipilih masyarakat untuk memimpin Ogan Ilir lima tahun ke depan, kami mempunyai program pembangunan kantor bupati terpadu 9 lantai dan mengajak investor untuk mengelola dan membangkitkan dunia usaha di sini seperti dengan membangun mal. Saya ajak investor membangun Mal Ogan Ilir Indralaya,“ ujarnya.
Untuk program “Satu Miliar Per Desa Per Tahun” menurut calon wakil bupati Yulian Gunhar program ini selalu ditanggapi dengan sinis dan dicemoohkan oknum yang tidak senang.
Menurut Yulian Guhar, APDB Kabupaten OI tahun 2010 sebesar Rp 678 miliar. Sebesar Rp 300 miliar untuk belanja pegawai. Untuk program Rp 1 miliar per desa per tahun dengan jumlah desa dan kelurahan sebanyak 241 dibutuhkan anggaran Rp 241 miliar. “Sisanya dari APBD 2010 sebesar Rp 134 miliar bisa digunakan untuk kepentingan pembangunan lainnya. Jadi program yang kami usung ini masuk akal dan bukan mengada-ada,“ katanya.