REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, Dennis Blair, mengundurkan diri di bawah tekanan dari Gedung Putih. Ia mengakhiri masa 16 bulan jabatannya yang menggemparkan, ditandai oleh kegagalan intelijen dan "perang" antar agen mata-mata.
Dalam pernyataan tertulisnya, ia menyatakan akan mundur secara resmi pada 28 Mei. "Dengan penyesalan yang mendalam saya memberitahu presiden hari ini bahwa saya akan mengundurkan diri sebagai direktur intelijen nasional," kata Blair.
Blair, seorang pensiunan Angkatan Laut, adalah direktur intelijen nasional ketiga, posisi yang diciptakan sebagai reaksi atas kemarahan publik atas kegagalan untuk mencegah serangan 11 September 2001. Keberangkatannya menegaskan bahwa aparat intelijen adalah disorganisasi dalam administrasi Obama. Selama enam bulan terakhir badan ini dinilai gagal, bahkan untuk mengendus hal-hal "remeh" seperti serangkaian serangan teror (yang gagal).
Mundurnya Blair terkait dengan serangan bertubi-tubi atas lembaganya. Dua hari sebelumnya sebuah laporan Senat secara mencolok mengkritik kantor Blair dan badan-badan intelijen lain karena kegagalan mencegah seorang tersangka teroris masuk ke dalam pesawat menuju Detroit dengan tujuan meledakkan bom di malam Natal.
Pengunduran diri menjadi tak terelakkan setelah pertemuan antara Presiden Barack Obama dan Blair pada Kamis sore, menurut dua pejabat senior kongres. Dalam pertemuan tersebut, para pejabat mengatakan, itu menjadi jelas bahwa Blair telah "kehilangan kepercayaan dari presiden."
Namun Obama dalam sebuah pernyataan seolah menyanggah hal itu. "Dia dan badan itu telah melakukan pelayanan yang luar biasa dan sangat diperlukan untuk bangsa kita."
Dua pejabat pemerintah lainnya mengatakan telah beberapa calon telah diwawancarai sebagai penggantinya, yang tugasnya antara lain adalah mengawasi 16 badan intelijen negara. "Kami telah mewawancarai beberapa kandidat kuat untuk menjadi penggantinya," kata seorang pejabat. Semua pejabat berbicara dengan syarat anonim karena pengumuman belum dibuat.
ABC News memberitakan, nama-nama yang mungkin akan dinominasikan sebagai penggantinya adalah John Brennan, penasihat presiden bidang keamanandalam negeri dan kontraterorisme; James R Clapper, wakil menteri pertahanan bidang intelijen; dan John Hamre, presiden Pusat Studi Strategis dan Internasional.