Jumat 21 May 2010 23:10 WIB

Facebook Terancam Hadapi Muslim Radikal

Everybody draw the prophet
Foto: SNAPSHOT/FACEBOOK
Everybody draw the prophet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Facebook kini terancam menghadapi sentimen negatif  dan bisa jadi ancaman dari para radikal Muslim. Raksasa jejaring sosial itu dianggap terlibat isu penghinaan agama dalam sidang pengadilan Pakistan.

Polemik dan perdebatan muncul ketika profil "Everybody Draw Muhammed Day", sebuah inisiatif sarkastik dibuat oleh penggemar game video South park yang marah atas sensor terhadap acara favorit mereka, menggambarkan figur tersuci Islam dalam pakaian beruang.

Facebook terbukti menjadi pilihan bagi sejumlah 83.398 orang mengaku seniman penggambar Muhammad, yang membuat Pengadilan Tinggi Lahore akhirnya memutuskan memblokir Facebook. Keputusan sidang menyatakan penggambaran visual nabi adalah penghinaan terhadap agama dan karena itu meminta pemerintah menutup akses ke Facebook hingga 31 Mei.

Menolak dianggap bermaksud mengolok-olok atau menyerang, sang pencipta dan administrator halaman tersebut menekankan bahwa situs hanya dimaksudkan untuk 'humor' dan gambar-gambar 'bernuansa kebencian' tak akan didukung. "Kami tidak mencoba berniat buruk terhadap muslim kebanyakan karena ini bukanlah halaman kebencian terhadap Muslim."

"Kami hanya ingin menunjukkan pada ekstrimis yang mengancam untuk melukai orang-orang karena penggambaran visual Muhammad, bahwa kami tak takut kepada mereka. Mereka tak bisa mengambil hak kami untuk bebas berbicara dengan mencoba menakut-nakuti kami untuk bungkam."

Facebook pun merespon dengan menyatakan mereka tengah 'mememeriksa' gugatan atas halaman profil tersebut. Namun kenyataannya, setelah mati sementara, halaman tersebut kembali aktif dengan nama baru, "Everybody draw the prophet". Memang tak disebut nama nabi tertentu, namun dari sketsa dan gambar yang dimunculkan, pengunjung dapat langsung paham, nabi mana yang dimaksud.

sumber : berbagai sumber
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement