Ahad 23 May 2010 12:30 WIB

Presiden dan Wapres Sudah Terima Kabar Meninggalnya Ibu Ainun

Rep: min/ Red: irf
Mantan presiden BJ Habibie, bersama Ibu Ainun Habibie saat dalam kondisi kritis.
Foto: istimewa
Mantan presiden BJ Habibie, bersama Ibu Ainun Habibie saat dalam kondisi kritis.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Proses dibawanya jenazah Ibu negara presiden ketiga Indonesia, Hasri Ainun Habibie, terkendala prosedur perizinan. Pasalnya, Sabtu (22/5) hingga Senin (24/5) mendatang, di Jerman, tempat ia dirawat dan meninggal dunia, merupakan hari libur. Karena itu, surat keterangan untuk membawa jenazah ke tanah air belum bisa dikeluarkan.

"Jadi perkiraan keluarga, baru Selasa (25/5) depan jenazah bisa dibawa ke Indonesia," kata Juru Bicara Wakil Presiden, Yopie Hidayat kepada Republika. Padahal rencana awalnya, pada Ahad (23/5), jenazah akan dibawa dan diperkirakan Senin sudah berada di Jakarta. Namun demikian, katanya, hal itu masih perkiraan awal. Sebab, semua pihak akan mengusahakan agar jenazah istri BJ Habibie itu bisa dibawa secepatnya.

Yopie pun menegaskan bahwa Wapres dan jajaran kementerian telah menyiapkan segala hal yang akan dibutuhkan. Pemerintah bahkan telah menyiapkan satu armada pesawat terbang di Jerman, khusus untuk membawa jenazah. "Pak Habibie minta jenazah ibu harus berada di kabin, jadi didalam pesawat akan ada keluarga yang menemani," kata Yopie.

Selain itu, katanya, pemerintah pun telah menyiapkan tempat di taman makam pahlawan Kalibata. Lokasinya bersebelahan dengan bakal makam BJ Habibie, katanya. Menanggapi Kabar duka inipun, Wapres Boediono menyatakan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya.

Meninggal dunianya Ainun Habibie sekitar Pk 17.00 waktu jerman dan Pk 23.00 WIB itu pun telah diketahui oleh Presiden SBY. "Bapak presiden sudah tahu dan mengungkapkan rasa belasungkawanya kepada Bapak Habibie," kata Juru bicara kepresidenan, Julian Pasha. Namun,untuk tindakan selanjutnya Presiden sudah menyerahkan penuh tanggung jawab pengurusan jenazah kepada Wapres Boediono, termasuk proses pemulangan dan pemakaman almarhumah.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَلِذٰلِكَ فَادْعُ ۚوَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْۚ وَقُلْ اٰمَنْتُ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنْ كِتٰبٍۚ وَاُمِرْتُ لِاَعْدِلَ بَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۗ لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ ۗ لَاحُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۚوَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ ۗ
Karena itu, serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, “Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.”

(QS. Asy-Syura ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement