REPUBLIKA.CO.ID, WEST POINT--Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan negaranya memulai era baru strategi strategi keamanan nasional berakar pada keterlibatan diplomatik dan aliansi internasional yang berakar pada keterlibatan dan kerjasama. Ia menolak apa yang disebut 'Doktrin Bush' yang pada menekankan pada kekuatan unilateral dan hak untuk melancarkan perang pre-emptive. Hal itu disampaikannya di akademi militer AS di West Point.
Delapan tahun yang lalu di tempat yang sama, Presiden George W Bush datang menetapkan program baru keamanan Amerika setelah serangan 11 September. Obama pada hari Sabtu menawarkan doktrin tersebut untuk direvisi.
Ia menekankan pada keamanan AS terutama menyangkut keberadaan tentara mereka di Afghanistan dan Irak. Obama dalam hal ini mengaku condong pada keterlibatan internasional dan bukan "diplomasi Koboi" yang mengedepankan kekuatan militer.
"Beban abad ini tidak bisa jatuh pada tentara kita sendiri, juga tidak bisa jatuh di pundak AS sendiri," kata Obama saat memberikan sambutan dalam wisuda para taruna di West Point.
Bush pada tahun 2002 telah menggelar 'Doktrin Bush' menyatakan hak untuk melancarkan perang pre-emptive terhadap negara dan kelompok-kelompok teroris dianggap sebagai ancaman bagi Amerika Serikat, bagian dari kebijakan yang dia sebut sebagai 'internasionalisme khas Amerika'. Ucapannya diterjemahkan dalam bentuk invasi ke Irak tahun 2003, meskipun saat itu dunia internasional, bahkan PBB, tidak sepenuhnya memberi dukungan.