REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mulai hari ini, Anggito Abimanyu resmi mengundurkan diri dari Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan. Namun, sebelum benar-benar kembali ke kampusnya, UGM, dia berpesan kepada penggantinya kelak.
Anggito mengingatkan ancaman krisis yang terjadi di Yunani karena bisa menular ke Indonesia. Meski terjadi di Eropa, dampaknya bisa menyebar ke sejumlah negara lain seperti Jepang, Cina dan Amerika, termasuk Indonesia. Di satu sisi dana talangan yang diberikan Uni Eropa dan IMF ke Yunani dapat menarik aliran dana asing dari negara-negara emerging market. Karena itu Kepala BKF baru diharapkan tidak menganggap remeh ancaman krisis baru ini.
''Saya kira yang pertama jangan underestimate (meremehkan) Yunani. Yunani itu merupakan tantangan sendiri. Jadi, Yunani itu krisisnya bukan hanya Eurozone tapi bisa menyebar,'' katanya mengingatkan di Jakarta, Senin (24/5).
Menurutnya, salah satu alasan negara seperti Yunani dan negara-negara (Eropa) yang mempunyai beban utang tinggi karena mereka mempunyai peringkat triple A. Artinya, mereka mempunyai peringkat utang baik atau masuk dalam investment grade. Krisis yang terjadi di Yunani lalu membuat ragu sejumlah Investor untuk menanamkan modalnya disana.
Kemudian setelah bailout dilakukan IMF dan Bank Sentral Uni Eropa, ada kepercayaan kembali bagi investor untuk melarikan modalnya ke sana. Apalagi, negara Eropa sudah menerapkan kebijakan fiskal cukup ketat. ''Sekarang Yunani sudah di-bailout IMF dan European Central Bank (ECB), sehingga mereka akan terbitkan surat utang lagi dengan rating yang tinggi dan itu akan diburu oleh investor,'' jelas Anggito.