Selasa 25 May 2010 08:03 WIB

Dokter Peneliti Autis Dicekal di Inggris

Andrew Wakefield dan istri
Andrew Wakefield dan istri

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON --Organisasi medis Inggris The General Medical Council memutuskan pada hari Senin untuk tak memperpanjang izin praktik dokter yang menyatakan autisme terkait dengan vaksin masa kanak-kanak. Mereka juga menyebut Dr Andrew Wakefield, nama dokter itu, telah  bersalah atas 'kesalahan profesional serius' sehingga dicoret dari pendaftaran praktik medis di negara itu. Berdasar investigasi, penelitian Dr Wakefield dan rekan-rekannya "sungguh tidak ilmiah".

Ketika penelitian diumumkan dua belas tahun lalu, orang tua Inggris meninggalkan vaksin campak secara berbondong-bondong. Akibatnya, wabah campak kembali datang ke Inggris. Tingkat vaksinasi tidak pernah pulih wabah campak selalu muncul di Inggris setiap tahun.

Pada tahun 1998, Dr Wakefield dan rekan menerbitkan sebuah penelitian menyatakan adanya hubungan antara autisme dan vaksin untuk campak, gondok, dan rubela. Banyak penelitian lain telah dilakukan sejak itu dan tidak menemukan hubungan antara autisme dan vaksin. Dr Wakefield pindah ke AS beberapa tahun yang lalu dan keputusan itu tidak mempengaruhi haknya untuk praktik kedokteran di sana atau di negara lain. Pada tahun 2005, Dr Wakefield mendirikan sebuah pusat autisme nirlaba di Austin, Texas, namun berhenti awal tahun ini.

Pada bulan Januari, dewan medis Inggris memutuskan bahwa Dr Wakefield dan dua dokter lain bertindak tidak etis dan menunjukkan 'pengabaian atas perasaan' anak-anak dalam studi mereka. Dr Wakefield mengambil sampel darah dari anak-anak di pesta ulang tahun anaknya, dan mereka dibayar 5 poundsterling untuk masing-masing anak dan kemudian berkelakar tentang insiden itu.

Dalam pernyataannya kemudian, Dr Wakefield mengatakan penyelidikan dewan medis adalah upaya untuk mendiskreditkan dirinya dan 'melindungi pemerintah dari eksposur skandal vaksin campak.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement