REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Terik matahari yang menggigit kulit di Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) Kalibata, Jakarta, tak menyurutkan para pelayat yang mengikuti pemakaman mantan Ibu Negara Hajjah Hasri Ainun Habibie. Selain keluarga dan kerabat, para pelayat adalah mereka yang juga ingin menyampaikan penghormatan terakhir bagi Ibu Ainun.
Pelayat sudah tampak memadati TMPN Kalibata sejak pukul 09.30 WIB. Bahkan, persiapan upacara pemakaman secara militer sudah dipersiapkan beberapa jam sebelumnya. Karpet merah digelar dari tepi luar TMPN Kalibata hingga liang lahat Ibu Ainun.
Hari ini, Selasa (25/5), dua tenda putih tampak mencolok di Blok M TMPN Kalibata. Di bawah salah satu tenda itu terdapat tumpukan tanah berwarna coklat tua. Di tengah tumpukan tanah itu sudah ada liang lahat yang dipersiapkan bagi Ibu Ainun. Tenda lainnya berisi tempat duduk bagi keluarga dan kerabat.
Tak jauh dari lokasi itu, sejumlah prajurit TNI dan Polri sudah siap berbaris dan sesekali melakukan gladi bersih sebelum upacara pemakaman digelar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertindak sebagai Inspektur Upacara, sedangkan Komandan Upacara adalah Kolonel Inf Syamsul Rizal.
Jenazah Ibu Ainun tiba pada pukul 11.20 WIB berbarengan bersama kedatangan Presiden. Peti jenazah diangkat oleh enam orang prajurit TNI, sedangkan dua prajurit di depannya menabuh drum dengan suara khas pengiringan jenazah. Presiden berada tepat dibelakang peti jenazah.
Tidak jauh dari Presiden, mantan Presiden BJ Habibie berjalan perlahan dengan dibantu oleh Ibu Negara Ani Yuhoyono. Habibie yang mengenakan batik cokelat itu tampak berurai air mata, begitu pula dengan Ibu Negara. Di belakang keduanya, seluruh keluarga dan kerabat turut mengikuti.
Peti jenazah Ibu Ainun langsung dimasukkan ke liang lahat di bawah bentangan bendera merah putih. Perwira tinggi dan prajurit TNI berada di sekitar liang lahat. Sebelum dikuburkan, BJ Habibie mendapat kesempatan untuk melakukan tabur bunga ke dalam liang lahat yang telah berisi peti jenazah Ibu Ainun.
Ketika menaburkan bunga, tangis BJ Habibie pun pecah. Dia tak kuasa menahan rasa sedih ditinggal seorang perempuan yang selalu bersamanya selama hampir 50 tahun. BJ Habibie bahkan perlu dibantu kedua anaknya ketika harus menuju kembali ke tempat duduknya. Ketika dikuburkan, satu anggota keluarga Ibu Ainun jatuh pingsan.
Presiden turut memakamkan jenazah secara simbolis dengan memasukkan tanah ke liang lahat menggunakan sekop. Usai dimakamkan, enam orang prajurit TNI menembakkan tembakan salvo ke udara sebagai penghormatan secara militer.
Presiden, beserta seluruh pelayat, dan semua anggota militer memberikan penghormatan terakhir bagi Ibu Ainun. Usai dimakamkan Presiden memberikan bendera merah putih kepada BJ Habibie. Dalam kesempatan itu, Presiden atas nama pemerintah menganugerahi Ibu Ainun dengan Bintang Republik Indonesia Adipradana dan Bintang Mahaputra Adipurna. Hal itu diberikan atas jasanya bagi kemanusiaan.
Usai pemakaman, Presiden menyampaikan pidato singkat. Baru saja memulai pidato, adzan dzuhur berkumandang lantang dari sejumlah masjid yang berada di sekitar TMPN Kalibata. Presiden pun menghentikan pidatonya selama empat menit. Para pelayat mendengar adzan dengan khidmat.
Perwakilan keluarga Almarhumah, Jusuf Effendi Habibie, secara resmi menyampaikan terima kasih kepada Presiden dan pemerintah atas penghargaan dan bantuan teknis bagi almarhum. Proses pemakaman pun ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Menteri Agama Suryadarma Ali.
Pejabat negara yang hadir dalam pemakaman Ibu Ainun di antaranya Ketua MPR Taufik Kiemas dan Ketua DPD Irman Gusman. Selain anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, pejabat lain yang tampak ke lokasi pemakaman adalah Ketua MK Mahfud MD, mantan Ketua MK Jimly Ashiddiqie, anggota DPR Priyo Budi Santoso, dan Ketua BPK Hadi Purnomo.