REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Polisi menemukan banyak bukti tentang dugaan keterlibatan seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Abdur Rochim (22), dalam jaringan terorisme sehingga dia resmi dijadikan tersangka.
Abdur Rochim, warga Kampung SEKIP Gang Buntu, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo, statusnya tersangka dan kini ditahan di Markas Brimob Kelapa Dua, Jakarta, kata Direktur Badan Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) UMS, Sudaryono, di Solo, Selasa.
Menurut Sudaryono, polisi telah menyerahkan surat perintah penahanan kepada keluarga Rochim dengan nomor Sp.Han/21/5/2010/Densus. "Polisi memiliki banyak bukti tentang keterlibatan Rochim. Dia terbukti menyimpan senjata AK 47 di bengkel milik orang tuanya dan menyebar video tentang kekerasan di Poso," katanya.
Rochim saat didesak mendapatkan senjata dan bahan peledak diperoleh dari mana, kata dia, senjata tersebut berasal dari seseorang yang biasa disebut dengan panggilan Ustad Hamid.
Sementara kakak kandung Rochim, Abdul Rohman, yang juga ditangkap Desus 88, pada Senin (17/5), kini sudah dibebaskan karena tidak cukup bukti untuk dilakukan penahanan. "Karena tidak cukup bukti keterlibatan Abdul Rohman, maka dia sudah diperbolehkan pulang pada Selasa (25/5) siang," katanya.
Namun, Abdur Rochim, adiknya, tidak bisa dibawa pulang bersama kakaknya, karena dia akan ditahan di Markas Brimob Depok, Jabar. Sementara Abdul Rohman yang didampingi Warto ayahnya bersama rombongan dari anggota BKBH UMS tiba di Stasiun Balapan Solo, Selasa (25/5) dini hari.
Mereka dari Jakarta ke Solo dengan menumpang kereta api (KA) Gajayana Jurusan Jakarta-Malang. Abdul Rohman bersama rombongan langsung masuk ke dalam mobil warna cokat dengan nopol W 2128 FE untuk pulang ke rumah.
Sementara Abdul Rohman dan Abdur Rochim merupakan kakak beradik yang ditangkap anggota Densus 88 AntiTeror, pada Senin (17/5). Keduanya diketahui mahasiswa UMS, Abdur Rohman Fakultas Teknik Mesin dan Abdur Rochim (22) pada Fakultas Teknik Elektro.
Selain itu, Densus 88 juga menyita seperangkat komputer, senapan angin serta beberapa keping CD di rumah kedua mahasiswa tersebut