REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Pengadilan Thailand mengeluarkan perintah penangkapan terhadap mantan perdana menterinya, Thaksin Shinawatra, kemarin. Ia bakal diadili dengan dakwaan terorisme. Lalu apa sikap Thaksin?
Konglomerat telekomunikasi ini seolah tak terpengaruh dengan apapun gejolak politik di negaranya. Ia bahkan dijadwalkan menjadi pembicara dalam sebuah konferensi di Paris yang dihajat lembaga think tank Centre of Political and Foreign Affairs.
Tak ingin hubungan diplomatiknya terganggu, pemerintah Prancis buru-buru melarang pria itu hadir dalam acara yang mestinya dia berpidato itu. "Thaksin Shinawatra meyakinkan kami bahwa dia akan melakukan apa yang diminta," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Bernard Valero, pada wartawan. Namun pihak penyelenggara mengaku bakal tetap menghadirkan Thaksin pekan depan.
Namun pihak lembaga ini menyatakan, pemerintah Prancis hanya meminta Thaksin untuk menahan diri dari berbicara di depan umum selama kunjungan pribadinya ke Prancis karena situasi tegang di Thailand, di mana ketidakstabilan politik masih belum pulih. Thaksin dikabarkan telah keluar dari Prancis dan sekarang berada di London.
Sebuah pengadilan Thailand pada hari Selasa mengeluarkan surat perintah penangkapan Thaksin atas tuduhan terorisme, yang membawa hukuman maksimal berupa hukuman mati. Ia dituduh mendalangi aksi massa Kaus Merah yang berujung rusuh dan menewaskan 88 orang.