REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Sekelompok warga New York menyerukan kata "jihad" sebagai bentuk penolakan terhadap pembangunan masjid di Ground Zero. Mereka, sebagian besar adalah keluarga korban Tragedi 11 September 2001, menyebut pembangunan masjid itu adalah bentuk penghinaan bagi mereka.
Semalam, mereka terlibat pertikaian dengan kelompok pendukung pendirian masjid. Kemarahan mereka makin memuncak setelah hari ini dewan komunitas kota Manhattan akhirnya mendukung proposal untuk membangun pusat komunitas Muslim di dekat World Trade Center atau dikenal Ground Zero, tempat terjadi tragedi 11 September.
Mereka berunjuk rasa sejak beberapa hari dengan membawa foto-foto kerabat yang meninggal dalam tragedi itu. "Tidak untuk pembangunan masjid!" seru mereka.
Menurut seorang pensiunan pegawai pemerintahan New York, Al Santora, lokasi pembangunan masjid adalah tempat dimana anaknya tertimbun dan tewas. "Itu adalah tanah pemakaman," katanya.
Putra Santora yang berusia 23 tahun, Christopher, adalah pemadam kebakaran termuda yang meninggal saat kejadian. "Saya akan selalu punya masalah dengan sebuah masjid di atas tempat di mana teroris bisa melihat dengan puas untuk apa yang mereka lakukan," kata Santora didampingi Maureen istrinya.
Sekitar 150 orang menghadiri pertemuan emosional di Greenwich Street. Beberapa berteriak ke orang lain dengan teriakan, "Jihad! Tolak masjid!"
Sementara Ketua Cordoba Institute, Imam Feisal Abdul Rauf, menyatakan masjid yang didirikan dua blok dari gedung WTC itu akan membantu "menjembatani kesenjangan besar" antara Muslim dan Amerika.
"Kami adalah juga warga Amerika, kami adalah Muslim Amerika," kata Rauf. "Banyak dari kita lahir di Amerika Serikat dan kami tidak memiliki aspirasi yang lebih tinggi daripada membesarkan anak-anak kita dalam perdamaian dan keharmonisan di negeri ini."
Ucapannya dibenarkan Kevin Madigan, pastur di gereja St Peter yang terletak satu blok dari masjid. "Tak ada masalah dengan masjid. Kristen, Yahudi, dan Muslim sama-sama berhak untuk bebas beribadah. Kita semua sama," ujarnya.