REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Terkait kabar dugaan suap di belakang pencetakan pecahan Rp 100 ribu pada 1999, Bank Indonesia (BI) proaktif menghubungi kontak informasinya di Australia. Semua dokumen lelang pencetakan uang plastik itu juga sudah dibuka dan sedang ditelaah Direktorat Audit Internal BI.
‘’Kami sudah menghubungi kontak kami di Australia. Tapi dia menolak memberikan informasi karena persoalan ini masih disidik kepolisian,’’ kata Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah, Rabu (26/5). Komunikasi yang dibuka BI ini, ujar dia, adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas, terkait identitas pejabat BI berinisial M dan S yang disebut sebagai bakal penerima suap pemenangan tender cetak uang itu.
Selain mencoba menjalin komunikasi dengan kontak BI di Australia, tambah Difi, audit internal di BI juga digenjot. ‘’Semua dokumen lelang waktu itu sudah di tangan audit internal. Dikaji dan diurutkan,’’ kata dia.