REPUBLIKA.CO.ID,Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah berseru kepada Amerika dan Rusia untuk menerima sebuah kesepakatan pertukaran bahan bakar nuklir, dan memperingatkan ini merupakan kesempatan terakhir untuk memecahkan kemacetan dalam pembicaraan nuklir dengan negara itu.
Dalam pidato televisi Rabu, Ahmadinejad mengatakan, usul ini merupakan sebuah “peluang bersejarah” untuk Presiden Barack Obama.
Pemerintah Amerika telah menampik usulan itu dimana Iran akan mengapalkan uranium yang belum diperkaya ke Turki dan sebagai imbalannya akan menerima bahan bakar nuklir yang sudah diperkaya untuk reaktor penelitian medis di Teheran.
Menteri Luar Negeri Amerika menyebutnya “sebuah tipuan transparan” oleh Iran untuk menghindari sanksi DK PBB. Ahmadinejad juga mengecam Rusia karena mendukung sanksi Dewan Keamanan yang baru, dan menuduh Moskow tunduk pada tekanan dari Washington.
Penasihat kebijakan luar negeri Rusia mengecam balik apa yang disebutnya adalah “hasutan politik” Iran dan katanya Rusia senantiasa bertindak sesuai kepentingan nasionalnya sendiri.