REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Sebuah iklan berbunyi, Leaving Islam? Fatwa on your head? Is your family threatening you? terpasang pada badan 30 bus kota di New York. Seorang aktivis konservatif, Pamella Geller, dan sejumlah organisasi yang dipimpinnya, mengeluarkan beberapa ribu dolar AS agar iklan itu tetap menempel pada badan bus selama sebulan.
Iklan ini mengacu ajakan pada sebuah laman, RefugefromIslam.com, yang memberikan informasi kepada mereka yang berkeinginan menanggalkan keyakinan Islamnya. Sejumlah Muslim menilai, iklan ini merupakan sebuah selubung untuk menutupi agenda anti-Islam yang mereka usung.
Geller yang juga memimpin sebuah organisasi bernama Stop Islamization of America, berkilah, iklan itu tak bermaksud menawarkan bantuan bagi Muslim yang takut melepas keyakinannya. "Ini tak menyerang Islam. Ini adalah kebebasan beragama," katanya seperti dikutip Associated Press (AP), Rabu (26/5).
Ia pun mengelak jika iklan itu menargetkan Muslim yang selama ini menjalankan ajaran agamanya. Sebab, menurut dia, dalam iklan itu disebutkan kata meninggalkan menggunakan tanda kutip. Ia menambahkan, dirinya mengeluarkan biaya sebesar delapan ribu dolar AS. Iklan yang sama juga dipasang di Miami dan akan dilakukan di sejumlah kota lainnya.
Faiza Ali, dari Council on AmericanIslamic Relations (CAIR) Cabang New York, mengatakan, iklan itu didasarkan pada premis yang salah bahwa orang dipaksa untuk tetap berislam. Ia menegaskan, jika seorang Muslim memercayai keyakinannya karena terpaksa itu berarti dia tak benar-benar mengimaninya.
"Geller bebas mengatakan apa yang ingin ia katakan, sama bebasnya dengan komunitas lainnya yang melontarkan kritik terhadap langkahnya," katanya. Ia pun mengungkapkan, kalau dilihat rekam jejaknya, Geller merupakan salah seorang yang sering berpandangan miring terhadap komunitas Muslim.
Menurut Ali, selama ini Geller dikenal sebagai sosok yang suka berbicara menyu dutkan Muslim. Ia menyatakan, dengan merunut apa yang telah dilakukan Geller, iklan yang dipasang di puluhan badan bus itu hanyalah sebuah cara untuk menyamarkan sikap anti-Islam yang mereka miliki.
Sejumlah pejabat Metropolitan Transportation Authority (MTA), mengatakan telah mengkaji iklan yang dipasang Geller dan menegaskan hal itu tak melanggar aturan. Juru bicara MTA, Aaron Donovan, mengatakan, semua iklan ditelaah oleh perusahaan yang mendapatkan wewenang MTA untuk menangani iklan.
Menurut Miami Herald, bulan lalu, Miami-Dade Transit, menarik iklan yang dipasang di 10 bus setelah berpikir kemungkinan iklan itu menyerang Islam. Sebuah pandangan dilontarkan Eugene Volokh, seorang pakar hukum di UCLA, mengenai iklan yang dipasang Geller di puluhan badan bus itu. Menurut Volokh, iklan itu bisa membuat sejumlah Muslim yang semula ingin naik bus itu kemudian memutuskan untuk tak jadi naik.