REPUBLIKA.CO.ID, GUATEMALA CITY–-Jumlah korban tewas akibat tanah longsor dan banjir yang dipicu oleh badai tropis di Amerika Tengah melonjak menjadi 83 jiwa. Sementara, pihak yang berwenang masih berupaya membersihkan puing-puing dan membuka wilayah yang terisolir.
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Meksiko selatan hingga mendekati Nikaragua telah agak mereda pada Ahad (30/5), namun debit air di sungai-sungai di wilayah itu masih relatif tinggi. Sementara di desa-desa di Meksiko Selatan dan Nikaragua korban tewas kebanyakan diakibatkan oleh tanah longsor.
"Di Guatemala, sebanyak 73 orang tewas hujan lebat menyebabkan tanah longsor yang mematikan di seluruh negeri," tutur jurubicara bantuan pemerintah untuk bencana David de Leon.
Badai tropis Agatha mengamuk di dekat perbatasan negara itu dengan Meksiko dengan kecepatan angin hingga 45 mph (75 kph) pada akhir pekan lalu. Namun badai tersebut dengan cepat menghilang di atas pegunungan barat Guatemala.
Di El Salvador, Presiden Mauricio Funes memperingatkan bahwa peringatan bahaya belum berlalu dan ia melaporkan sembilan korban dalam peristiwa ini. "Meskipun badai tampaknya berkurang dalam intensitas, situasi di seluruh negeri tetap kritis," kata Funes.
Di Honduras, tercatat satu korban tewas kemarin dan satu perahu nelayan hilang di lepas pantai Pasifik dengan delapan awak kapal. Pusat Badai Nasional di Miami, Amerika Serikat memperingatkan bahwa sisa-sisa badai itu masih akan menimbulkan hujan lebat di tenggara Meksiko, Guatemala dan El Salvador.